Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Warung Kerek di Jaksel, Bermodal Ember dan Tali untuk Angkut Makanan Seberangi Sungai

Kompas.com - 21/05/2022, 12:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Unik. Mungkin itulah kata yang terbesit di benak saat melihat proses transaksi di warung kerek di tepi Kali Mampang, Kampung Kebalen VII, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Warung kerek ini melayani pembeli dari pekerja yang berada di belakang gedung salah satu hotel mewah di kawasan Gatot Subroto, Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Cara berbelanja dengan mengerek ember menggunakan tali ini karena jarak antara pembeli dan penjual dibatasi sungai yang ukuran lebar sekitar 4 meter.

Baca juga: Mau ke Car Free Day Besok? Ini Segala Hal yang Perlu Diketahui

Media transaksi antara penjual dan pembeli ini hanya mengandalkan tali tambang dan ember plastik sebagai wadah meletakan uang serta makanan yang dipesan.

"Ibu, beli nasi rames," teriak pembeli di seberang warung kerek yang terlihat pada Jumat (20/5/2022) sore.

Ya, begitulah cara pembeli memesan. Tak lama berselang, seorang perempuan paruh baya keluar dari rumah kontrakan yang juga dijadikan warung serta rumah makan.

Perempuan itu adalah Dartini. Perempuan berusia 49 tahun asal Pemalang, Jawa Tengah itu merupakan salah satu dari enam pemilik warung kerek di lokasi.

Dartini lalu bergegas melayani pembeli dengan kembali berteriak menanyakan menu makanan yang dipesan sebelum akhirnya dibuat dan diletakan di dalam ember hitam.

Baca juga: Polisi Tangkap 5 Pelaku Penggelapan Kontainer Berisi Besi dan Baja, Kerugian Rp 500 Juta

"Kalau soal lauk itu saya jelaskan, misalnya ada ayam, telur, sayur dan lain," ujar Dartini.

Awal mula kemunculan warung kerek

Dartini merupakan pencetus dari warung kerek yang melintasi dua wilayah antara Kampung Kebalen dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Warung kerek pertama kali dibuat sekitar tiga tahun silam, tepatnya saat jembatan penghubung dua wilayah itu dihancurkan bersamaan proyek pengerukan kali.

Jembatan itu sebelumnya digunakan pembeli yang datang ke rumah makan yang didirikan Dartini sekitar 10 tahun lalu.

"Iya almarhum suami saya yang bikin ini pertama. Orang tadinya pekerja yang mau makan pada turun semua, sekarang susah. Kita kan perlu makan juga, akhirnya buat (metode) kerek gini," kata Dartini.

Baca juga: 4.083 Botol Miras Berbagai Jenis Disita Polres Pelabuhan Tanjung Priok

Meski cara bertransaksi yang tak dekat dengan pembeli, tetapi warung Dartini tetap ramai oleh konsumen setiap hari. Terlebih pada pagi hari.

Sebab, Dartini merupakan salah satu dari enam warung yang buka dan menyajikan makanan ringan lebih awal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com