TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pemilik Maxi, July Liman mengungkapkan kondisi hewan kesayangannya itu saat dijemput dari tempat penitipan atau pet shop pada 10 Mei 2022 lalu.
Menurut July, kondisi Max saat itu sangat memprihatinkan. Kaki depan Max terlihat bolong, dan alat vital Max sudah hampir putus.
July pun langsung memanggil karyawan yang berjaga di bagian ruang depan pet shop dan meminta untuk segera menghubungi ownernya.
Setelah dihubungi, owner tersebut pun langsung sepakat dan menyanggupi untuk segera datang.
Baca juga: 25.000 Warganet Teken Petisi JusticeForMaxi agar Petshop di Tangsel Ditutup
"Begitu sampai ownernya dia masih berkelit, dia bilang baru hari ini dipindahin ke kandang kecil karena mau di-grooming. Sampai suami saya datang dan bilang sudah lihat belum kondisi Maxi," ujar July saat dihubungi, Sabtu (21/5/2022).
"Baru lihat Maxi, dia (owner pet shop) juga syok liat Maxi tangannya sudah bolong-bolong begitu. Alat vitalnya sudah mau putus begitu, baru dia kaget, dia minta maaf atas kejadian ini," lanjutnya.
July menuturkan, saat itu sang owner pet shop beralasan bahwa dia tidak kemana-mana selama Lebaran. Bahkan, owner mengaku terakhir kali ia mengontrol pet shop tersebut pada pekan lalu.
July menilai, jika memang si owner melakukan kontrol (pengawasan), harusnya ia menyadari bahwa Max terjepit di kandang yang kecil.
"Harusnya karyawannya dia suruh buat mindahin. Menurut saya ownernya juga enggak tahu terjadi kelalaian pegawainya," ungkap July.
Baca juga: Anjingnya Mati Usai Dititipkan, Warga Tangsel Bikin Petisi Minta Sebuah Pet Shop Ditutup
Pada hari yang sama, yaitu 10 Mei 2022, July pun bergegas membawa Maxi ke klinik dokter hewan untuk berobat.
Pada siang harinya, sekitar pukul 13.00 WIB mereka ke klinik. Dokter kemudian mengatakan agar Maxi harus langsung dioperasi. Bagian alat vitalnya harus dibuang karena sudah busuk dan tidak berfungsi lagi.
Setelah menanyakan risikonya dan telah dilakukan cek darah, dokter memastikan semua aman dan tidak akan terjadi risiko mematikan bagi Maxi.
Setelah operasi berjalan lancar, July rutin mengunjungi Max ke klinik. Namun Max masih belum pulih dan belum bisa mengangkat badannya.
Akan tetapi saat melihat Max sudah lahap makan, kekhawatiran July mulai berkurang. Ia optimis, bulldog kesayangannya itu akan segera pulih.
"Sampai hari Sabtu, waktu saya kunjungi Max, dokter bilang jari jempol bagian depan kanan sudah membusuk, hampir mau patah juga," kata July.
"Ternyata karena tangannya juga terselip di kandang, enggak bisa bergerak sama sekali, bener-bener pas badan dia sampai tangannya dilipat juga supaya muat di kandang," imbuhnya.
Karena tertimpa badan, jari Max yang sudah membusuk juga ternyata harus diamputasi pada Sabtu malam.
Pada hari Senin, ketika July sedang diperjalanan hendak ke klinik, dokter meneleponnya dan mengatakan kalau napas Max sudah terdengar mulai berat.
"Padahal saya datangi kemarin masih ceria, muka dan tingkahnya. Disuruh segera ke situ. Saya lihat Max sudah di ruang operasi itu sudah dipakai oksigen gitu, tapi kondisinya kayaknya sudah mati, lidahnya sudah putih, itu saya syok banget," pungkasnya.
Mengetahui nyawa Max sudah tidak tertolong lagi, July pun membawa anjing itu kembali ke rumahnya dan mengubur Max hari itu juga.
Atas kejadian itulah kemudian July memutuskan untuk membuat petisi yang isinya menuntut Pemkot Tangsel untut mencabut izin pet shop tersebut, atas dugaan penganiayaan hewan.
Ia juga menuntut agar pemilik pet shop dihukum atas dugaan kelalaiannya dalam merawat Max.
Petisi tersebut pun kemudian mengundang simpati dari warganet. Hingga Sabtu (21/5/2022) pada pukul 19.25 WIB, sudah ada sekitar 25.330 warganet yang menandatangani petisi online tersebut di laman Change.org/JusticeForMaxi.
Diketahui, petisi itu baru dimulai pada Jumat (20/5/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.