Sebelumnya, kata dia, banyak pelanggannya yang merupakan pedagang kerupuk yang dibungkus.
Baca juga: Ancol Ditutup untuk Umum pada 4 Juni 2022, Hanya Penonton Formula E yang Bisa Masuk
Kemudian, pedagang kerupuk itu curhat kepada Kiki bahwa jualannya sudah tidak laku, sehingga pedagang itu tak lagi membeli bahan-bahan jualan lagi di toko sembako milik Kiki.
"Katanya, 'Enggak jualan saya karena jualan dimahalin enggak ada yang beli.' Sudah mahal terigu dan minyak gorengnya, yang beli juga lagi susah keuangan, jadinya duh, berdampak semua," tutur Kiki.
"Sudah enggak beli terigu, percuma katanya jualan enggak laku. Jadi pada berhenti jualan, berhenti langganan juga," imbuhnya.
Baca juga: KRL Rute Bogor-Tanah Abang-Jatinegara Dihapus, Pelanggan: Bakal Berjubel-Jubel dan Ongkos Mahal
Kiki menuturkan, dulu sebelum pandemi Covid-19 melanda, ia bisa menjual habis 5 sampai 6 jeriken minyak goreng curah per hari.
Kini, untuk dapat menghabiskan 1 hingga 2 jeriken saja dalam sehari sangat susah.
Sebagai informasi, 1 jeriken berisi 16 kilogram atau setara 20 liter minyak goreng curah.
"Sekarang mah pahit. Minyak curah paling habis 2 jeriken, kadang 1 jeriken. Jarang banget 2 jeriken. Maunya saya harga umum sajalah, soal untung mah sedikit juga enggak apa-apa," kata Kiki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.