Dengan kata lain, SMKN di Kota Tangerang kekurangan 122 murid.
Baca juga: Penyebab Kelebihan Murid SMAN di Kota Tangerang, Pihak Berkuasa dan Berduit Paksa Masukkan Anaknya
Namun, kelebihan rombel juga terjadi di tingkat SMKN di Kota Tangerang. Seharusnya, hanya ada 98 rombel untuk SMKN di sana.
Akan tetapi, pada kenyataannya, terdapat 101 rombel atau kelebihan tiga rombel di tingkat SMKN.
Menurut Zainal, kelebihan tiga rombel itu terjadi di dua SMKN di Kota Tangerang. Dua dari tiga rombel itu terdiri dari 75 siswa, sedangkan sisa satu rombelnya terdiri dari 47 siswa.
Dalam kesempatan itu, Zainal mengungkapkan penyebab serta dampak kelebihan jumlah murid di SMAN Kota Tangerang.
Ia menggambarkan, satu kelas di sebuah SMAN idealnya diisi 36 siswa. Dengan jumlah tersebut, guru di sebuah kelas bakal mengajar dengan lebih optimal.
"Artinya itu optimalnya guru, guru bisa mengajar dengan baik. Kalau lebih, kemungkinan besar si guru akan kehilangan kontrol terhadap kelas," ucap Zainal.
Baca juga: SMAN di Kota Tangerang Kelebihan 391 Murid, SMKN Justru Kekurangan Siswa
Menurut dia, seorang guru akan kehilangan kontrol di kelas karena terlalu banyak siswa. Ia menilai bahwa 36 murid sudah tergolong jumlah yang besar.
Kenyataannya, Zainal menggambarkan, sebuah kelas diisi oleh 45-50 siswa. Ia menilai, dampaknya tak hanya dirasakan oleh guru yang tak bisa mengontrol kelasnya.
Namun, ruang kelas itu juga dinilai bakal tak nyaman untuk digunakan.
"Jadi, siswa belajar enggak optimal. Kira-kira begitu dampak salah satunya," sebutnya.
Zainal lantas mengungkapkan penyebab kelebihan jumlah murid itu. Menurut dia, ada sejumlah orang yang memaksakan anaknya masuk SMAN di Kota Tangerang.
Pemaksaan itu bisa dalam bentuk kekuasaan, pengaruh berbentuk massa, pengaruh berbentuk uang, dan lainnya.
Menurut dia, proses itu dilakukan pihak tertentu kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten atau langsung ke SMAN yang dimaksud.
Baca juga: Siswa SMA di Kota Tangerang Kelebihan 391 Orang, Ombudsman Curiga Ada Jalur Masuk Tidak Resmi
Dengan kata lain, mereka memaksakan anaknya masuk SMAN tanpa jalur resmi, yakni PPDB.