Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diversi Gagal, Kasus "Bullying" dan Kekerasan oleh Anak di Tangsel Dilanjutkan ke Penyidikan

Kompas.com - 25/05/2022, 10:01 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan (Tangsel) menaikkan status kasus perundungan (bullying) disertai kekerasan terhadap bocah di bawah umur ke tingkat penyidikan.

Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Aldo Primananda Putra menjelaskan, penyelidikan naik ke tingkat penyidikan lantaran diversi yang dilakukan gagal.

Seperti diketahui, perundungan disertai kekerasan fisik yang videonya viral tersebut diduga dilakukan beberapa anak di bawah umur.

Baca juga: Dindik Tangsel Belum Beri Sanksi ke Bocah Pelaku Bullying dan Kekerasan di Serpong, Ini Alasannya

Oleh karena itu, polisi melakukan upaya diversi dengan melibatkan Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak yang berkonflik dengan hukum dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.

Namun, diversi yang dilakukan tak membuahkan hasil.

"Kami sudah melakukan klarifikasi terhadap saksi-saksi maupun terlapor. Ternyata yang beredar di dalam video tersebut seluruhnya anak di bawah umur," ujar Aldo kepada wartawan di Mapolres Tangsel, Selasa (24/5/2022).

Baca juga: Kasus Kekerasan terhadap Anak di Serpong, Korban Dipukuli dan Dianiaya

"Untuk langkah yang telah dilakukan penyidik, penyidik berkewajiban melakukan diversi yang di antaranya melibatkan Bapas dan P2TP2A. Namun, diversi tersebut mengalami deadlock sehingga perkara ini dilanjutkan ke tahap penyidikan," lanjutnya.

Kendati demikian, Polres Tangsel tidak akan menangkap dan menahan para terduga pelaku.

Aldo menjelaskan, hal itu dilakukan berdasarkan sistem peradilan anak yang harus mengutamakan diversi.

"Sebagai saksi, kewajiban penyidik yaitu melakukan diversi terhadap anak di bawah umur tersebut," kata Aldo.

Meski begitu, pihak kepolisian nantinya akan melakukan pembinaan kepada para pelaku.

Baca juga: Bocah Dianiaya Teman di Serpong, Korban Dituding Pelaku sebagai Penyebab Kekalahan Game Online

Namun, Aldo belum bisa menerangkan lebih jauh pembinaan seperti apa yang akan dilakukan terhadap para pelaku kasus kekerasan anak tersebut.

Pihaknya masih akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan P2TP2A Kota Tangsel dan Bapas.

"Kami akan melakukan pembinaan dan berkoordinasi dengan P2TP2A dan juga Bapas untuk perkara tersebut," kata Aldo.

"Nanti akan kami informasikan lebih lanjut. Sementara yang kami lakukan klarifikasi didampingi orangtua dan juga pihak RT ataupun P2TP2A yang mendampinginya karena terkait psikologi anak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com