DEPOK, KOMPAS.com - Zulpadli (48), pedagang sembako di Pasar Agung, Depok menjual minyak goreng curah bersubsidi dengan harga Rp 14.000 per liter.
Warung yang dikelolanya lantas diserbu konsumen karena harga minyak goreng curah bersubsidi yang dijualnya lebih murah dibandingkan minyak goreng curah di warung lainnya.
"Iya (mereka) yang sudah tahu langsung datang, karena ini minyak Bimoli. Kalau dibanding dengan minyak kiloan yang di jual (dipasaran) harganya Rp 18.000. Cuma bedanya kualitas,"ujar Zulpadli saat ditemui, Rabu (25/5/2022).
Baca juga: KTP Jadi Syarat Beli Minyak Goreng Curah Subsidi, YLKI: Jadi Lebih Bisa Terkontrol
Untuk itu, Zulpadli mengantisipasi antrean penumpukan pembeli dengan melakukan metode pemesanan berkupon setelah melakukan pendataan calon pembeli menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Nantinya, yang akan mengantre hanya jeriken dari para pembeli. Zulpadli juga membebaskan pembeli untuk mengambil minyak goreng curah dengan maksimal pukul 16.00 WIB.
"Mereka (calon pembeli) daftar dulu, dan langsung taruh wadahnya, baru diambil. Ngambilnya jam berapa saja, tapi maksimalnya sampai jam 4 sore," kata Zulpadli.
Saat ini, kata Zulpadli, transaksi para pembeli telah melampaui batas ketersediaan minyak goreng curah subsidi.
Baca juga: Beli Minyak Goreng Harus Tunjukkan KTP, Warga Bekasi: Agak Menyusahkan
Sebab, supplier hanya memberikan jatah pasokan hanya 10 jeriken dengan masing-masing berisi 16 liter per jeriken setiap harinya.
"Hari ini, 267 liter yang telah dipesan dengan 135 transaksi konsumen. Padahal (dari supplier) di kasih 10 jeriken per hari," tambahnya.
Kendati demikian, tak sedikit dari para pembeli terpaksa mengambil minyak goreng curah pada kesokan harinya. Sebab, kata Zulpadli, ketersediaan minyak goreng curah subsidi di warungnya telah habis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.