Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Mengenang Budhi Kurniawan, Wartawan Pejuang Kemanusiaan

Kompas.com - 31/05/2022, 16:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pejuang kemanusiaan

Budhi Kurniawan. Ia tak hanya seorang jurnalis, namun juga aktivis. Keberpihakannya pada kaum papa sudah terasah sejak masih duduk di bangku SMA.

Di usia yang masih terbilang belia, ia sudah bergabung dengan Pusat Informasi Jaringan Aksi untuk Reformasi (PIJAR), sebuah organisasi yang aktif mengkritik rezim Orde Baru dan menggalang kekuatan untuk melakukan perlawanan.

Perkenalannya dengan Sri Bintang Pamungkas membuat Budhi Kurniawan semakin matang dalam kerja-kerja perlawanan.

Tak hanya rajin diskusi, Budhi juga aktif terlibat aksi-aksi demonstrasi menentang dan melawan rezim tirani.

Budhi juga mengaku pernah bergabung dengan Pelajar Islam Indonesia atau PII. Sebuah organisasi para pelajar yang tak hanya bicara pendidikan, namun juga aktif dalam isu-isu kebangsaan.

Keberpihakannya pada kemanusiaan terus tumbuh hingga ia menjadi wartawan. Saat menjadi jurnalis di Kantor Berita Radio 68H [KBR68H], Budhi rajin menulis dan memberitakan berbagai ketidakadilan yang dialami kelompok minoritas dan mereka yang terpinggirkan.

Pada tahun 2012, Budhi pernah menginsiasi dan menjadi koordinator gerakan Aksi Pengumpulan 1000 Sandal.

Ini adalah bentuk sindiran dan kritik kepada Polri karena memproses seorang anak yang dituduh mencuri sandal milik anggota Brimob Polda Sulteng, Briptu Anwar Rusdi Harahap.

Sehingga anak berinisial AAL yang dituduh mencuri sandal polisi ini diancam hukuman maksimal lima tahun penjara jika terbukti.

Dia sempat mengambil jeda dari profesi pewarta dan memilih bergabung di sebuah organisasi nirlaba guna mendampingi anak-anak yang ‘kehilangan’ orangtua.

Namun, itu tak bertahan lama. Semangatnya sebagai ‘mesiah’ kembali membawanya ke dunia media massa. Dan ia memilih KompasTV sebagai pelabuhan terakhirnya, hingga akhir hayatnya.

Budhi Kurniawan juga dikenal sebagai tokoh dan pejuang keberagaman. Serikat Jurnalis untuk Keberagaman [Sejuk] adalah organisasi yang dia dirikan bersama sejumlah kawan.

Melalui organisasi ini, Budhi menebar semangat toleransi. Juga penghormatan atas keberagaman dan membela mereka yang dinista atas nama agama.

Semangatnya untuk terus belajar tak pernah pudar. Meski waktunya nyaris habis untuk mengurus pekerjaan dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia [IJTI] organisasi jurnalis yang baru ia geluti, Budhi memutuskan sekolah lagi.

Ia mengambil program pascasarjana di salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta. Karenanya, dia harus rela tak bisa liburan di akhir pekan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com