JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan melalui Suku Dinas (Sudin) Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) mulai merevitalisasi kios-kios yang ada di Pasar Barito, Kebayoran Baru.
Penataan 85 kios di pasar itu dilakukan secara bertahap dimulai dengan beberapa pedagang hewan yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
Kasudin PPKUKM Jakarta Selatan, Dedy Dwi Widodo mengatakan, saat ini Sudin PPKUKM Jakarta Selatan tengah mematangkan rencana penataan untuk pedagang parsel dan kuliner di Pasar Barito.
Baca juga: Pemkot Jaksel Kucurkan Rp 1,2 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Barito
"Rencana relokasi keberadaan puluhan kios kuliner dan buah di Jalan Barito pindah masuk ke dalam areal Taman Langsat," ujar Dedy saat dikonfirmasi, Selasa (31/5/2022).
Rencana perpindahan kios itu telah dibahas bersama Dinas Pertamanan dan Kehutanan DKI Jakarta.
Adapun tujuan pemindahan kios kuliner dan buah untuk memperlihatkan kawasan Taman Langsat yang selama ini tertutup oleh sejumlah kios di Pasar Barito.
"Jadi, sebagian (pedagang) dimasukkan ke dalam area taman. Selama ini tidak terlihat di sepanjang Jalan Barito karena tertutup kios," ucap Dedy.
Sementara itu, Pemkot Jaksel menganggarkan Rp 1,2 miliar untuk merevitalisasi sejumlah kios di Pasar Burung Barito.
Baca juga: Pasar Barito Bakal Direvitalisasi, Sejumlah Kios Pedagang Hewan Mulai Dirobohkan
"Anggaran revitalisasi Pasar Burung kemarin Rp 1,6 M, namun demikian itu ditawar oleh pemenang lelang itu menjadi Rp 1,2 miliar," ujar Dedy.
Dedy mengatakan, anggaran senilai Rp 1,2 miliar itu akan merevitalisasi 85 kios Pasar Barito yang selama ini diisi oleh pedagang hewan, kuliner dan buah.
Dedy menegaskan, tidak ada pedagang yang akan diganti untuk menempati kios setelah revitalisasi selesai dari yang ditargetkan pada Agustus 2022.
Hal inilah yang membuat tidak ada protes atau gejolak dari para pedagang selama dilakukan sosialisasi untuk revitalisasi.
"Kita tidak nambah baru tidak mengganti baru. Makannya dalam proses pembangunan atau pemindahan itu tidak ada gejolak. Yang ada gejolak kalau kita nambah pedagang baru atau pedagang pengganti, nah itu," ucap Dedy.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.