"Satu pasien suspek dirawat pada 13 Mei 2022 dan keluar 7 hari kemudian. Memang dia juga ada demam berdarahnya juga," ungkap Arum.
Baca juga: Hepatitis Akut Misterius Bisa Sembuh, Sudinkes Jakbar: Jangan Menunda Berobat
Sementara itu, pasien suspek hepatitis akut yang telah meninggal dunia menunjukkan gejala yang lebih serius.
Sebelum meninggal dunia, pasien berusia 8 tahun tersebut dilaporkan mengalami gejala mual hingga kulit menguning.
"Awalnya demam dan mual muntah, kemudian diare, lalu mulai (mata dan kulit) kuning dan turun kesadaran," jelas Arum saat dikonfirmasi, Kamis (12/5/2022).
Arum menjelaskan, penyakit misterius ini memang memiliki dua tahap gejala. Ia menjelaskan, gejala awal hepatitis akut misterius yakni mual, muntah, diare berat, dan demam ringan.
Baca juga: Halo Prof! Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Apa yang Orangtua Harus Tahu?
Setelah mengalami gejala awal, lanjut Arum, pasien memungkinkan mengalami gejala lanjutan seperti warna mata dan kulit menguning, gangguan pembekuan darah, kejang, dan menurunnya kesadaran.
Selain itu, zat buang pasien juga akan mengeluarkan warna yang tidak biasa. Urine akan berwana pekat seperti air teh dan feses berwarna putih pucat.
Lebih jauh, Arum meyakinkan masyarakat bahwa penyakit hepatitis akut misterius ini bisa disembuhkan.
"Jadi masyarakat diminta untuk tidak terlalu panik, karena penyakit ini bisa disembuhkan walaupun penyebabnya belum diketahui," kata Arum.
Meskipun sudah ada empat pasien diduga terjangkit hepatitis akut yang meninggal dunia di Indonesia, dan salah satunya di Jakarta Barat, Arum menegaskan bahwa ada lebih banyak jumlah anak yang dinyatakan sembuh.
Baca juga: Temuan BPK, Pemprov DKI Kelebihan Bayar Gaji dan Tunjangan Pegawai Rp 4,17 Miliar
Hanya saja, Arum meminta masyarakat, khususnya orangtua, lebih peka terhadap gejala-gejala yang dialami anak saat sakit.
Sebab, menurut dia, penyakit misterius ini semakin berbahaya jika tidak segera ditangani.
"Yang penting masyarakat lebih aware atas gejala-gejala dan segera ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengenali gejala-gejala tersebut," imbaunya.
"Jangan menunda-nunda, jadi sekarang kita dorong supaya masyarakat menyadari gejala ini. Jangan sampai masyarakat terlambat untuk dibawa ke fasilitas kesehatan, karena penyakit sangat bisa sembuh," pungkas Arum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.