Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Nasdem Tawarkan Beasiswa kepada Calon Bintara Polri yang Disebut Buta Warna

Kompas.com - 03/06/2022, 07:34 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR dari Fraksi Partai Nasdem Hillary Brigitta Lasut menawarkan beasiswa kepada Fahri Fadilah Nur Rizki, yakni calon siswa Bintara Polda Metro Jaya yang dinyatakan gagal dalam seleksi lantaran disebut buta warna.

Dalam akun Instagram-nya, Hillary menawarkan beasiswa di dalam negeri atau luar negeri yang sesuai dengan kondisi kesehatan Fahri. Adapun Kompas.com telah mendapat izin dari Hillary untuk mengutip pernyataan dari akun Instagram-nya.

"Sekiranya Fahri tidak dapat kembali ikut pendidikan, saya sudah menawarkan beasiswa di dalam negeri ataupun luar negeri yang sesuai dengan kondisi kesehata Fahri, beserta dengan kelas persiapan dan tunjangan selama belajar," ujar Hillary dalam akun Instagramnya, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Calon Bintara Polri yang Namanya Dicoret Disebut Berprestasi | Puskesmas Jatinegara Tolak Tangani Bayi yang Dibuang di Ciliwung

Hillary pun mengungkapkan alasannya membantu Fahri. Hal itu lantaran ia melihat potensi kecerdasan akademik Fahri beserta kegigihannya yang tinggi.

Terlebih kata Hillary, Fahri berada di posisi ke-35 dari 1.200 calon siswa. Menurut dia, hal itu menunjukkan Fahri sedianya memiliki potensi yang bagus.

Kendati demikian, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Polri yang telah memutuskan tidak meloloskan Fahri karena alasan kesehatan yakni buta warna.

"Hasil tes yang belum sesuai harapan bisa terjadi kapan saja kepada siapa saja. Apabila benar hasil tes Fahri benar-benar buta warna, tentu demi keadilan ia tidak direkomendasikan untuk terus ikut pendidikan," tutur Hillary.

"Demi keselamatan nyawanya, khususnya dalam risiko tugas di lapangan, sudah sangat tepat menurut saya untuk melakukan pengecekan berulang karena tentunya institusi tidak boleh bertanggung jawab atas nyawa hanya karena kelalaian mereka," kata dia.

Baca juga: Polda Metro Pastikan Keputusan Tak Loloskan Fahri Fadilah dalam Seleksi Calon Bintara Polri Sudah Final

Sebelumnya Hillary mengunggah video Fahri yang merasa digagalkan dalam seleksi calon siswa Bintara Polda Metro Jaya di akun Instagram-nya.

Bersamaan dengan itu, Hillary pun mengunggah dua surat hasil pemeriksaan kesehatan mata yang dijalani Fahri di rumah dua sakit berbeda. Pemeriksaan pertama dilakukan Fahri di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur pada 3 Februari 2022.

Dalam surat hasil pemeriksaan dinyatakan bahwa pasien bernama Fahri Fadilah Nur Rizki "Tidak Buta Warna".

Sementara pemeriksaan kedua dilakukan Fahri di Rumah Sakit Militer Tingkat II Jayakarta Moh Ridwan Meuraksa. Dari hasil pemeriksaan di bagian sentra mata menyatakan bahwa Fahri tidak menderita buta warna.

Pemeriksaan itu dilakukan Fahri sebagai pembanding dari hasil pemeriksaan saat seleksi calon Bintara di Polda Metro Jaya. Dalam seleksi itu, Fahri dinyatakan tidak memenuhi syarat karena menderita buta warna.

Baca juga: Tes Mata di 2 RS, Calon Bintara Polda Metro yang Mengaku Digagalkan Dinyatakan Tak Buta Warna

"Sehingga saya berharap sekiranya second opinion dari beberapa rumah sakit lain dapat menjadi pertimbangan. Siapa tau Fahri masih bisa dikembalikan untuk berangkat mengikuti pelatihan dengan gelombang yang sama," ungkap Hillary.

Namun Polda Metro Jaya memastikan bahwa hasil tes buta warna terhadap Fahri Fadilah Nur Rizki dalam seleksi calon Bintara 2021 sudah final dan tidak dapat diganggu gugat.

"Sikap Polda Metro Jaya hingga hari ini, kami tidak akan mengubah keputusan itu. Karena keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Kamis (2/6/2022).

Menurut Zulpan, Polda Metro Jaya sampai saat ini tetap berpegang teguh dengan hasil keputusan panitia seleksi calon bintara. Ia menambahkan, bukti hasil pemeriksaan Fahri di dua rumah sakit berbeda yang menyatakannya tidak buta warna tak dapat mengubah keputusan tersebut.

"Iya sudah (final). Jadi Polda Metro Jaya tetap berpegang pada apa yang menjadi keputusan panitia seleksi," kata Zulpan.

"Khususnya tim dokter yang telah melakukan kegiatan pengetesan secara sains, kedokteran dan juga kami menghormati kode etik kedokteran," sambung dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com