Wakil Ketua MKP Gerindra Wihadi Wiyanto menjelaskan, salah satu alasan pemecatan Taufik adalah sikap tidak loyal kepada partai berlambang kepala garuda itu.
Di samping itu, Wihadi juga mempersoalkan kinerja Taufik sebagai ketua DPD DKI Jakarta yang tidak mampu mendirikan kantor DPD serta gagal memenangkan Prabowo Subianto di ibu kota pada Pemilihan Presiden 2019 lalu.
M Taufik vs Ariza
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengaku sudah lama melihat tanda perpecahan di internal Partai Gerindra DKI.
Ia menilai internal Gerindra DKI menjadi terbelah setelah datangnya Ariza.
"Saya melihat ada persaingan antara Taufik dan Ariza. Konflik itu dimulai saat Ariza jadi wakil gubernur, lalu jadi ketua DPD. Di situ Gerindra DKI terbelah jadi ada dua kubu," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (8/6/2022).
Pada akhirnya, DPP Gerindra yang dipimpin Prabowo pun lebih berpihak pada Ariza.
Sebab, Ariza dianggap masih loyal dan sejalan dengan kepentingan Gerindra untuk mengusung kembali Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Baca juga: Mantap Tinggalkan Gerindra, M Taufik Pilih Nasdem agar Bisa Dukung Anies Jadi Capres
Di sisi lain, Taufik justru bermanuver dengan secara terbuka menyatakan dukungan untuk Anies Baswedan.
"Tentu M Taufik sebagai senior yang lama di Gerindra DKI tentu merasa kesaingan. Merasa terasingkan. Karena DPP dianggap suport Ariza. Disitu lah ada ketidaknyamanan itu," kata Ujang.
Ujang menilai, kepergian Taufik ini justru akan merugikan Gerindra yang punya ambisi besar memenang Pemilu 2024.
Pasalnya, Taufik mempunyai basis massa besar di Ibu Kota dan kinerjanya sangat baik sewaktu membesut Gerindra DKI.
"Besar kecil Partai Gerindra akan rugi. Karena paling tidak pendukung M Taufik di DKI akan pindah suaranya ke partai lain," kata Ujang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.