JAKARTA, KOMPAS.com - Mohamad Taufik buka-bukaan bercerita pengalamannya diperiksa Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra usai mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi presiden.
Taufik menyebut, peristiwa ini terjadi pada Februari 2022 lalu.
"Saya pernah dipanggil MKP ketika saya mendoakan Anies naik kelas dari gubernur menjadi Presiden," ucap Taufik dilansir dari Tribun Jakarta, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Dipecat dari Gerindra, M Taufik Akan Fokus Menangkan Anies Jadi Presiden
Dalam pemeriksaan itu, MKP sempat mempertanyakan loyalitas Taufik kepada Gerindra, yang masih ingin mengusung ketua umumnya Prabowo Subianto sebagai capres.
Namun, saat itu Taufik menegaskan bahwa dirinya masih loyal terhadap Gerindra dan Prabowo.
Doa Anies naik kelas ini pun disampaikan sebagai kapasitasnya sebagai Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya yang baru dilantik.
Di sisi lain, sosok Anies Baswedan juga merupakan anggota KAHMI yang saat pelantikan itu juga turut hadir.
"Waktu itu posisi saya sebagai Ketua KAHMI Jaya, Anies-Ariza itu anggota saya. Wajar saja saya mendoakan anggotanya naik kelas," ujarnya.
Baca juga: M Taufik: Prabowo Kalah Pilpres di 21 Provinsi, Masa Saya Doang yang Dipecat?
Tak lama setelah dipanggil MKP Gerindra, Taufik pun dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Belakangan, Taufik menyatakan keinginan untuk hengkang dari Gerindra karena merasa sudah tidak nyaman berada di partai berlambang kepala burung garuda itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.