Menurut Idun, tak mudah mengendarai truk bertonase berat atau sumbu tiga, apalagi jika dalam kondisi harus menghindari aksi nekat para remaja.
”Mau bawa pelan sekalipun, 20-30 kilometer per jam, jika diadang gitu tetap susah mengendalikan truknya. Manuver ke kiri atau ke kanan membahayakan kendaraan lainnya. Saat harus mengerem mendadak juga bisa membahayakan kami karena tersentak ke depan,” katanya.
Begitu pula dengan Ega (25) yang resah dengan keberadaan para remaja tersebut. Ia beberapa kali menjumpai sekelompok remaja nekat.
Saat berjumpa mereka, dari jauh Ega sudah memperlambat kendaraannya agar saat diadang bisa memperkirakan jarak aman dengan menginjak rem.
Namun, hal itu tidak berlaku pada malam hari.
Baca juga: Diduga Buat Konten di Dekat Exit Tol Soreang, Remaja 14 Tahun Ditabrak Truk
Sulit untuk memperhatikan atau memprediksi keberadaan kelompok remaja nekat yang tiba-tiba muncul.
”Malam hari itu ada, loh. Dah, itu pasrah saja. Truk saya sudah berapa kali ditumpangi, itu posisi saat bawa pelan ada anak-anak berlari naik ke belakang. Kan nekat dan membahayakan diri,” kata Ega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.