JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus M Taufik menilai, deklarasi dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju pada Pilpres 2024 oleh dua kelompok belakangan ini justru bermaksud untuk menjatuhkan nama baik Anies.
Dua kelompok yang dimaksud yakni kelompok yang mengatasnamakan Front Persaudaraan Islam (FPI) Reborn dan kelompok yang memasang atribut mirip bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Saya kira ini cara menjatuhkan Pak Anies," ujar Taufik saat dihubungi melalui telepon, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Polisi Selidiki Atribut Mirip Bendera HTI di Deklarasi Dukungan Anies Maju Pilpres 2024
Taufik mengatakan, deklarasi tersebut akan memberikan kesan bahwa Anies berasal dari kelompok-kelompok organisasi yang kini dilarang di Indonesia itu.
"Seolah-olah Pak Anies itu pendukungnya hanya itu," kata Taufik.
Mantan wakil ketua DPRD DKI Jakarta juga menilai, orang-orang yang datang dalam deklarasi belum tentu berasal dari organisasi terlarang yang sebenarnya.
Bisa jadi, Taufik menuturkan, orang-orang yang hadir adalah orang-orang yang dibayar.
Taufik pun menuding orang-orang dalam deklarasi oleh FPI Reborn di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, merupakan orang bayaran.
"Akhirnya terkuak sendiri, dibayar yang datang Rp 150.000, yang bersangkutan (yang mengaku FPI Reborn) menyampaikan permohonan maaf," tutur Taufik.
Untuk itu, Taufik, yang terang-terangan mendukung Anies maju pada Pilpres, meminta lawan politik Anies tidak menggunakan cara-cara kotor untuk menyerang.
Sebab, bentuk kampanye hitam tersebut, kata Taufik, bisa jadi merupakan tindak pemalsuan dan bisa memicu kemarahan sebagian kelompok.
"Kalau FPI asli marah gimana? Sebaiknya kalau mau bersaing ya menggunakan akal sehatlah," kata dia.
Baca juga: FPI Reborn Deklarasi Dukung Anies di Pilpres 2024, Front Persaudaraan Islam: Aksi Palsu
Sebagai informasi, pada Rabu (8/6/2022), sekelompok orang yang mengatasnamakan Majelis Sang Presiden Kami mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden 2024.
Sejumlah tokoh organisasi terlarang seperti mantan anggota FPI, HTI, dan mantan narapidana terorisme disebut hadir dalam deklarasi yang dilakukan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, itu.
Dalam deklarasi tersebut juga muncul atribut mirip bendera HTI. Polisi telah menyita bendera tersebut dan melakukan penyelidikan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.