Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik PRJ Monas dan PRJ Kemayoran di Era Jokowi-Ahok

Kompas.com - 10/06/2022, 17:32 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair kembali digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, mulai 9 Juni hingga 17 Juli.

Sebelumnya, pelaksanaan PRJ sempat absen selama dua tahun lantaran kasus Covid-19 masih tinggi. PRJ merupakan acara tahunan yang selalu digelar bertepatan dengan HUT DKI Jakarta.  

Baca juga: Pengunjung PRJ Bisa Dapatkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis yang Difasilitasi Dinkes DKI

Dalam perjalanannya, sempat terjadi dualisme PRJ. Itu terjadi di era kepemimpinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.

PRJ Monas vs PRJ Kemayoran

Mulanya Jokowi mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memindahkan lokasi penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta (PRJ) dari Kemayoran ke Monumen Nasional (Monas).

"Iya, tapi itu baru rencana," ujar Jokowi di sela-sela acara pembukaan HUT ke-486 DKI di lapangan sepak bola Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (2/6/2013) pagi.

Mengenai PRJ, Jokowi menilai ajang itu seharusnya mengakomodasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), bukan hanya industri besar seperti selama ini. Menurutnya, jika UMKM diberi tempat, kesejahteraan warga akan meningkat.

"Iya, terlalu banyak industri modernnya di PRJ sekarang, kan bisa dilihat sendiri. Kita ingin ke depan yang kecil-kecil masuk," lanjut Jokowi, yang juga menyatakan harapan supaya gagasan Pemprov DKI mendorong UMKM didukung oleh semua pihak.

Baca juga: Daftar Musisi yang Manggung di PRJ, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Kemudian Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok juga berpendapat bahwa Jakarta Fair selama ini tak mampu menampung PKL dan UMKM.

Bahkan, menurutnya, PT JIExpo kepemilikan Murdaya Poo tak akan mampu menampung UMKM hingga 70 persen karena akan mengurangi jumlah pengusaha besar yang turut dalam Jakarta Fair.

"Banyak keluhan UMKM terlalu kecil. Terus yang menikmati orang-orang tertentu. Sebenarnya kalau kita ngomong jujur, PT JIExpo, semua saham kan milik keluarga mereka. Semuanya orang mereka. Tapi pertanyaannya kita sekarang, tempatnya mana? Tiap tahun kan isunya begitu. Kita harus bikin alternatif. Pak Gubernur lagi bikin alternatifnya," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menegaskan, jika ada penyelenggara yang mau mengambil alih hak penyelenggaraan Jakarta Fair, mereka harus menyediakan area untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar 60 hingga 70 persen.

"Buat penyelenggara lainnya yang mau mengambil hak Jakarta Fair, mungkin harus dapat menampung 60-70 persen UMKM," ujarnya.

Menurut Basuki, Jakarta Fair atau yang lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang diselenggarakan oleh PT JIExpo dari tahun ke tahun tidak ada perubahan penyelenggaraannya.

Baca juga: PRJ Buka-Tutup Pukul Berapa? Simak Jadwal Lengkap Jakarta Fair di Sini

Begitu pula untuk dividen (bagi keuntungan) yang diberikan kepada Pemprov DKI, kata Basuki, juga tidak besar. Padahal, DKI memiliki saham kepemilikan BUMD tersebut sekitar 13 persen.

Dalam kesempatan berbeda, Komisaris Utama PT JIExpo Murdaya Poo mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan tempat yang berimbang kepada pelaku usaha UMKM.

Bahkan, dari total area yang digunakan sebagai arena Jakarta Fair, sekitar 45 persen diperuntukkan bagi pelaku usaha UMKM.

"Jakarta Fair itu paling murah. Sangat murah dibandingkan mana pun. Jadi, siapa pun yang masuk ke Jakarta Fair itu pasti untungnya berlipat-lipat. Karena sangat murah, maka sangat menguntungkan untuk UKM di sana," kata Murdaya.

PRJ Monas pun terselenggara pada 2013 dan 2014. Saat meresmikan PRJ Monas, Ahok pun menyindir PRJ di Kemayoran yang menurutnya terlalu memberatkan masyarakat menengah ke bawah.

Baca juga: Jakarta Fair Carnaval, Marching Band hingga Cosplay Bakal Meriahkan PRJ

"Orang harus bayar tiket masuk Rp 20.000. Kalau yang masuk sekeluarga bisa mengeluarkan biaya hingga Rp 150.000. Belum lagi beli kerak telor di dalam seharga Rp 35.000, ya bonyoklah. Makanya, kita ciptakan PRJ yang warganya dapat menikmati harga kerak telor yang sama," kata Ahok.

Ia mengungkapkan, penyelenggaraan PRJ Monas ini bertujuan mengakomodasi warga Jakarta yang tidak mampu berkunjung ke Jakarta Fair.

Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, sebanyak 3,7 persen jumlah penduduk Jakarta, hampir 10 juta jiwa adalah penduduk miskin. Penduduk miskin tersebut, kata dia, memiliki penghasilan Rp 133.000 per bulan.

"Berdasarkan pembagian Kartu Jakarta Sehat (KJS), dapat terlihat juga berapa banyak warga yang kurang mampu," kata Basuki.

 

Tak ada lagi PRJ tandingan

Namun pada 2015 permasalahan itu dianggap sudah selesai. Setidaknya itu yang disampaikan Marketing Director PT JIExpo Ralph Scheunemann pada konferensi pers penyelenggaraan Jakarta Fair 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (25/5/2015).

"Kami sudah melakukan audiensi dengan Pak Ahok (Basuki). Hubungan kami dengan DKI pun sangat baik," kata Ralph. 

Ralph mengaku sudah mendapat jaminan Basuki bahwa tak akan lagi PRJ tandingan.

"Tahun ini tidak ada lagi Jakarta Fair tandingan. Jakarta Fair hanya berlangsung di sini dan dinantikan masyarakat," klaim Ralph.

Pihaknya juga menyediakan stan khusus untuk memamerkan budaya Betawi bernama Kampung Betawi. Di area itu, pedagang kecil, seperti penjual kerak telor, ditampung untuk berjualan secara gratis.

Di Kampung Betawi juga terdapat food court khusus serta pementasan film dan pertunjukan budaya Betawi.

Tak hanya itu, tahun ini, Pemprov DKI juga mendapat area tersendiri untuk memamerkan serta memperjualbelikan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) DKI di Hall C1.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com