Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kasus Covid-19 Kian Tinggi, Pemerintah Diminta Gencarkan Vaksinasi "Booster"

Kompas.com - 12/06/2022, 21:22 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, kasus Covid-19 di jakarta bisa kembali melonjak sangat tinggi akibat pelonggaran protokol kesehatan dan tingginya mobilitas masyarakat.

Di sisi lain, kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 sudah teridentifikasi di Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), empat kasus subvarian baru telah terdeteksi di Bali dan empat lainnya di Jakarta.

"Kasus infeksi (Covid-19) itu akan tinggi, bisa tinggi sekali apalagi kalau pelonggaran (protokol kesehatan) terjadi," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Baca juga: Percaya Diri dengan Antibodi Tinggi...

Seperti diketahui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jakarta saat ini berada pada level 1. Kebijakan ini berlaku mulai Selasa (7/6/2022) hingga 4 Juli 2022.

Selama PPKM level 1, masyarakat diperbolehkan melepas masker saat berada di area terbuka dalam kondisi tak padat orang. Aturan ini mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 29 Tahun 2022 tentang PPKM di Wilayah Jawa dan Bali.

Sedangkan, masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek tetap harus menggunakan masker saat beraktivitas di area terbuka.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus kian tinggi, Dicky menyarankan agar pemerintah menggencarkan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster, terutama pada warga yang memiliki risiko tinggi.

Ia mengatakan, ancaman fatal akibat munculnya subvarian tersebut tetap ada dan berpotensi dialami warga lanjut usia (lansia) dan anak di bawah usia 3 tahun.

"Subvarian Omicron memiliki karakter mudah menginfeksi, dan baik yang sudah divaksin atau yang belum apalagi," ungkapnya.

"Kemudian bisa menyebabkan reinfeksi. Dia juga bisa menimbulkan keparahan kepada kelompok yang belum memiliki imunitas lansia atau anak di bawah tiga tahun, satu tahun khususnya," ucap dia.

Baca juga: Bertambah, Kini 8 Kasus Subvarian Baru Omicron Teridentifikasi di Indonesia

Sementara itu, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, satu dari empat pasien di Jakarta, mengalami gejala sedang, yakni batuk, sesak napas, dan sakit kepala.

Pasien tersebut seorang perempuan berusia 20 tahun. Ia terindikasi tertular subvarian Omicron BA.5.

"Yang perempuan usia 20 tahun, gejalanya sedang. Ada batuk, sesak napas, sakit kepala," ujar Syahril kepada Kompas.com, Minggu (12/6/2022).

Ia mengatakan, pasien yang mengalami gejala sedang tersebut belum menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga. Sementara, tiga pasien tambahan lainnya sudah menerima vaksin dosis lengkap dan booster.

"Belum booster, ini penting disampaikan karena kalau yang lain sudah di-booster semua. Yang di Bali sudah di-booster semua. Nah yang di Jakarta umur 20 tahun memang belum booster, baru dua kali," ucap Syahril.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com