Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Meningkat, Pemerintah Diminta Perketat Lagi Check In PeduliLindungi

Kompas.com - 14/06/2022, 19:18 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono meminta pemerintah untuk memperketat lagi pengawasan terhadap kepatuhan setiap orang dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi

Hal ini penting untuk mengantisipasi kasus Covid-19 yang mulai merangkak naik di ibu kota. 

Pandu menilai aplikasi PeduliLindungi itu sudah didesain secara baik untuk mencegah orang yang belum vaksinasi lengkap atau pun sedang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk bepergian ke luar. 

Namun sayangnya, akhir-akhir ini Pandu melihat scan melalui aplikasi PeduliLindungi di tidak lagi diawasi secara ketat. 

Bahkan penggunaan aplikasi itu sudah tidak lagi diterapkan di sejumlah tempat. 

"Kita punya aplikasi peduli lindungi tapi masuk tempat umum enggak pernah diperiksa lagi. Ini yang menjadi masalah," kata Pandu kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2022).

Baca juga: Epidemiolog Usul Pemprov DKI Beri Insentif bagi Warga yang Mau Divaksin Booster

Pandu menilai, lemahnya pengawasan terhadap aktivitas masyarakat menggunakan aplikasi PeduliLindungi ini lah yang menjadi salah satu faktor kasus Covid-19 meningkat lagi akhir-akhir ini. 

Jadi, kata dia, permasalahan bukan hanya ada pada mobilitas masyarakat yang meningkat, namun juga pengawasan oleh pemerintah. 

"Saat mobilitas masyarakat meningkat, harus monitoring dari pemerintah juga ikut ditingkatkan. Tapi kita lihat monitoring pemerintah malah ikut kendor," kata Pandu. 

Selain soal monitoring, Pandu juga menekankan pemerintah untuk terus menggenjot vaksinasi Covid-19 guna mengantisipasi lonjakan kasus. 

Sebab, kembali membatasi kegiatan masyarakat saat ini bukan lagi pilihan karena hal itu akan berdampak pada perekonomian. 

"Kalau (aktivitas masyarakat) diperketat lagi sih enggak perlu ya. Karena peningkatan kasus ini lebih disebabkan varian baru, dampaknya kan tidak terlalu tinggi untuk kematian dan keparahan. Cukup kejar cakupan vaksinasi," kata Pandu.

Baca juga: Dinkes DKI: Persentase Kasus Positif Covid-19 Meningkat dari 1,3 Menjadi 4,6 Persen

Peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terjadi di DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta diketahui bahwa pesentase kasus positif selama sepekan terakhir sudah mencapai 4,6 persen.

"Angka persentase positif dari hasil pemeriksaan PCR juga meningkat dari 1,3 persen menjadi 4,6 persen pada satu minggu terakhir," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia, Selasa (14/6/2022).

Dwi juga mengatakan, berdasarkan data yang dirilis Senin (13/6/2022) diketahui bahwa kasus positif Covid-19 bertambah 348.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com