JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono meminta pemerintah untuk memperketat lagi pengawasan terhadap kepatuhan setiap orang dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Hal ini penting untuk mengantisipasi kasus Covid-19 yang mulai merangkak naik di ibu kota.
Pandu menilai aplikasi PeduliLindungi itu sudah didesain secara baik untuk mencegah orang yang belum vaksinasi lengkap atau pun sedang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk bepergian ke luar.
Namun sayangnya, akhir-akhir ini Pandu melihat scan melalui aplikasi PeduliLindungi di tidak lagi diawasi secara ketat.
Bahkan penggunaan aplikasi itu sudah tidak lagi diterapkan di sejumlah tempat.
"Kita punya aplikasi peduli lindungi tapi masuk tempat umum enggak pernah diperiksa lagi. Ini yang menjadi masalah," kata Pandu kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2022).
Baca juga: Epidemiolog Usul Pemprov DKI Beri Insentif bagi Warga yang Mau Divaksin Booster
Pandu menilai, lemahnya pengawasan terhadap aktivitas masyarakat menggunakan aplikasi PeduliLindungi ini lah yang menjadi salah satu faktor kasus Covid-19 meningkat lagi akhir-akhir ini.
Jadi, kata dia, permasalahan bukan hanya ada pada mobilitas masyarakat yang meningkat, namun juga pengawasan oleh pemerintah.
"Saat mobilitas masyarakat meningkat, harus monitoring dari pemerintah juga ikut ditingkatkan. Tapi kita lihat monitoring pemerintah malah ikut kendor," kata Pandu.
Selain soal monitoring, Pandu juga menekankan pemerintah untuk terus menggenjot vaksinasi Covid-19 guna mengantisipasi lonjakan kasus.
Sebab, kembali membatasi kegiatan masyarakat saat ini bukan lagi pilihan karena hal itu akan berdampak pada perekonomian.
"Kalau (aktivitas masyarakat) diperketat lagi sih enggak perlu ya. Karena peningkatan kasus ini lebih disebabkan varian baru, dampaknya kan tidak terlalu tinggi untuk kematian dan keparahan. Cukup kejar cakupan vaksinasi," kata Pandu.
Baca juga: Dinkes DKI: Persentase Kasus Positif Covid-19 Meningkat dari 1,3 Menjadi 4,6 Persen
Peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terjadi di DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta diketahui bahwa pesentase kasus positif selama sepekan terakhir sudah mencapai 4,6 persen.
"Angka persentase positif dari hasil pemeriksaan PCR juga meningkat dari 1,3 persen menjadi 4,6 persen pada satu minggu terakhir," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia, Selasa (14/6/2022).
Dwi juga mengatakan, berdasarkan data yang dirilis Senin (13/6/2022) diketahui bahwa kasus positif Covid-19 bertambah 348.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.