Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menata Kembali Tebet Eco Park yang Kelebihan Kapasitas dan Biang Kemacetan...

Kompas.com - 17/06/2022, 06:23 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sabtu, 23 April 2022, di momen buka puasa, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Tebet Eco Park yang berada di Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan.

Anies dengan senyum semringah mempersembahkan salah satu tempat ruang terbuka hijau di Jakarta yang bisa dinikmati oleh warga sebagai tempat rekreasi.

Ada tiga gagasan yang diusung dalam pembangunan taman tersebut. Tiga konsep utama itu adalah fungsi ekologi, fungsi ruang sosial dan fungsi edikuasi.

Baca juga: Polemik Tebet Eco Park, Potret Minimnya Ruang Terbuka Layak Kunjung?

"Lebih dari sekadar tempat interaksi, tapi juga menghubungkan kembali manusia dengan alamnya," kata Anies, Sabtu (23/4/2022).

Setelah dibuka, Tebet Eco Park langsung ramai dikunjungi oleh warga.

Keramaian tersebut terpantau Kompas.com setelah hari pertama pembukaan, tepatnya Minggu (24/4/2022) sore sekitar pukul 16.00 WIB.

Saat itu, lahan parkir di dalam Tebet Eco Park tak mampu lagi menampung kendaraan roda dua dan roda empat para pengunjung.

Dampaknya, badan jalan di Tebet Raya Barat dan Jalan Tebet Raya Timur dijadikan lahan parkir dadakan.

Baca juga: Pakar Usulkan Pengunjung dari Luar Lingkungan Tebet Eco Park Dibatasi

Dinas Perhubungan DKI Jakarta kemudian membuka 11 kantong parkir di sekitar Tebet Eco Park dengan kapasitas 570 kendaraan roda empat dan 4.500 kendaraan roda dua.

Namun, masalah kemacetan tersebut tak selesai, lantaran tempat parkir liat masih terjadi ditambah dengan lapak pedagang kaki lima yang bertumbuh di sekitar lokasi.

Kelebihan kapasitas

Menanggapi masalah yang timbul setelah dibuka, Anies merasa kunjungan warga yang membeludak tidak sesuai dengan esensi pembangunan Tebet Eco Park.

Pasalnya Tebet Eco Park didesain dengan kapasitas ideal 10.000 pengunjung dalam satu waktu. Namun, data yang dikumpulkan Pemprov DKI Jakarta, Tebet Eco Park pernah dikunjungi 60.000 pengunjung dalam satu waktu.

Anies mengatakan, suasana taman tak lagi mendukung tiga hal pokok cita-cita pembangunan taman itu, tapi justru lebih seperti ruang festival.

"Tebet Eco Park dibangun untuk warga menikmati suasana taman dan hutan kota, mendapatkan wawasan lingkungan hidup yang asri dan lestari. Tujuan ini sulit tercapai bila kepadatan begitu esktrem yang membuat suasana taman lebih menyerupai festival daripada taman kota," kata Anies, Kamis (17/6/2022).

Baca juga: Wagub DKI Sebut Tebet Eco Park Akan Ditata Kembali, Jumlah Pengunjung Nantinya Dibatasi

Ditutup sementara untuk pembenahan

Untuk mengembalikan esensi pembangunan Tebet Eco Park, Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menutup sementara sampai dengan akhir Juni 2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com