JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerangan terjadi di Jalan Kemuning, RW 001 Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, pada Minggu (12/6/2022) dini hari dan Senin (13/6/2022) dini hari.
Diduga, penyerangan dilakukan oleh sekelompok preman lokalisasi Gunung Antang, Matraman, yang lokasinya hanya berjarak beberapa ratus meter dari permukiman warga RW 001 Rawa Bunga.
Empat warga terluka dan satu rumah rusak akibat dilempari batu saat penyerangan Minggu dini hari.
Sementara itu, pada saat penyerangan lanjutan, yakni Senin dini hari, warga mendengar suara tembakan lebih dari tiga kali. Salah satu peluru menembus rolling door dan kaca etalase milik warga.
Akibatnya, warga resah dengan adanya penyerangan tersebut.
"Ya pastinya (resah) lah. Apalagi namanya ibu-ibu dan anak-anak di sini ya, itu pastinya tiap hari nangis, sampai pengin ngungsi," ujar warga sekitar, HB, Senin (13/6/2022)
Ketua RW 009 Kelurahan Palmeriam, Sutrisno, juga menyampaikan keresahannya terkait adanya lokalisasi Gunung Antang, yang lokasinya berdampingan dengan wilayahnya.
Sutrisno mengatakan, banyak orang dari luar wilayahnya mendatangi lokalisasi tersebut dan membuat keributan.
"Yang negatifnya kan di situ orang banyak dari mana saja, enggak kekontrol lah walaupun di situ ada keamanan. Mungkin dari luar sudah mabuk, terus berulah," kata Sutrisno di RW 009 Palmeriam, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: Antisipasi Serangan Susulan di Rawa Bunga Jatinegara, Petugas Gabungan Dirikan Posko
Sutrisno menyebutkan bahwa lokalisasi Gunung Antang sebenarnya memiliki petugas keamanan.
Namun, terkadang, petugas keamanan di lokalisasi itu juga tidak terkontrol.
"Dari keamanan situ kadang-kadang tidak terkontrol juga. Jadi main hakim sendiri. Itu meresahkan, walaupun warga enggak terlibat tapi dampaknya ada," ujar Sutrisno.
Warga juga meminta pemerintah dan aparat berwenang untuk menutup lokalisasi Gunung Antang.
Ketua RW 001 Rawa Bunga Dwi Lestari mengatakan, warga mengungkapkan keinginan tersebut saat melaksanakan mediasi dengan pihak Gunung Antang di Mapolres Jakarta Timur, Senin (13/6/2022) petang.
"Sudah mengadakan mediasi di Mapolres pada Senin malam, belum ada hasil. Permintaan dari warga minta lokalisasi Gunung Antang ditutup," kata Dwi, Selasa (14/6/2022).
Dwi menyebutkan, tidak hanya warga Rawa Bunga yang keberatan dengan lokalisasi Gunung Antang.
Baca juga: Polisi Sebut Perampok Minimarket Jatinegara dan Cipayung merupakan Orang yang Sama
Warga wilayah Kayu Manis dan Pisangan juga merasakan hal yang sama. Sebab, permukiman warga itu berdekatan dengan tempat lokalisasi tersebut.
"Karena kami sudah bicara terkait warga Kayu Manis dan Pisangan (Baru) yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Antang," tutur Dwi.
Warga juga meminta agar pelaku penyerangan yang diduga berasal dari lokalisasi Gunung Antang segera ditangkap dan diproses secara hukum.
"Warga tetap inginkan proses tetap berlanjut, pelaku ditangkap dan dihukum. (Jawaban dari polisi) masih akan ditindaklanjuti katanya," kata Dwi.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pemilik lahan Gunung Antang kemudian mengadakan rapat koordinasi dengan Pemerintah Kota Jakarta Timur terkait rencana penutupan lokalisasi tersebut.
"Penertiban akan dilakukan. Nanti kalau sudah ada informasi waktu setelah melalui kesepakatan bersama, akan kami beri informasi," ujar Kepala Humas KAI Daop 1 Eva Chairunisa, Rabu (15/6/2022).
Dalam wawancara terpisah, Wali Kota Jakarta Timur M Anwar juga menyatakan bahwa pihaknya siap menertibkan lokalisasi itu.
"Siap, kapan pun siap. Hanya kami perlu koordinasi," ujar Anwar saat ditemui di Blok C Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Rabu.
Baca juga: Terduga Preman Serang dan Lukai Warga di Jatinegara, Lokalisasi Gunung Antang Diminta Ditutup
Anwar menyebutkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolres Jakarta Timur, Dandim Jakarta Timur, Kejari Jakarta Timur, hingga Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
"Prinsipnya mereka semua mendukung dan siap," kata Anwar.
Hal terpenting, lanjut Anwar, Pemerintah Kota Jakarta Timur harus berkoordinasi dengan PT KAI yang memiliki lahan Gunung Antang.
"Tinggal KAI-nya kami undang dan ditanya. Pasca-penertiban, mereka mau buat apa dan ada program apa. Kalau tidak gitu, ya pasti terus kejadian," kata Anwar.
"Jangan sampai fasilitas seperti itu tidak terawat. Jadi akhirnya rawan tawuran dan sebagainya," tutur dia.
Baca juga: Lokalisasi Gunung Antang Bikin Resah, Ketua RW: Warga Enggak Terlibat, tapi Kena Dampaknya
Rapat koordinasi pun digelar pada Kamis kemarin. Hasilnya, pemkot dan PT KAI sepakat menutup lokalisasi Gunung Antang.
"Sudah (sepakat ditertibkan), hanya tahapannya perlu dilalui," ujar Asisten Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Timur Eka Darmawan, Kamis kemarin.
Tahapan yang dimaksud Eka adalah PT KAI selaku pemilik lahan Gunung Antang perlu membuat surat terkait penertiban lokalisasi.
"Surat dari PT KAI selaku pemilik tanah, kemudian rapat koordinasi teknis (penertiban)," kata Eka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.