Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa FPI dan PA 212 Membubarkan Diri Usai Bacakan Pernyataan Sikap di Depan Kedubes India

Kompas.com - 17/06/2022, 17:49 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa Front Persaudaraan Islam (FPI) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 meninggalkan lokasi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) India, kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2022).

Sebagian besar pedemo membubarkan diri sekitar pukul 17.04 WIB. Mereka bergerak dari depan Kedubes India ke kawasan Epicentrum, Kuningan yang menjadi tempat parkir kendaraan.

"Demi kemanan, kenyamanan dan keteriban, mari kita membubarkan diri," teriak orator dari atas mobil komando, di depan gedung Kedubes India.

Baca juga: FPI hingga PA 212 Bakal Gelar Unjuk Rasa di Kedubes India Jumat Siang

Massa pengunjuk rasa membubarkan diri setelah membacakan pernyataan sikap. Adapun aksi protes tersebut dipicu atas dugaan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Ada lima poin pernyataan sikap yang dibacakan. Pertama, mengutuk dan mengecam keras sikap islamofobia.

Kedua, menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk konsisten bersikap tegas terhadap India yang disebut melakukan pelanggaran HAM dan diskriminasi terhadap muslim di India.

Ketiga, menuntut Mahkamah Pidana Internasional untuk secara serius sesuai standar hukum internasional untuk mengusut dan mengadili Perdana Menteri India Narendra Modi, yang dianggap melakukan kejahatan kemanusiaan.

Baca juga: FPI dan PA 212 Gelar Demo di Sekitar Kedubes India, Arus Lalin di HR Rasuna Said Tersendat

Keempat, menuntut pemerintah Indonesia bersikap tegas atas sikap India terhadap protes pihak Indonesia, dengan mengusir Duta Besar India dan menghentikan hubungan diplomatik serta perdagangan.

Kelima, mengajak umat Islam melakukan boikot terhadap produk-produk dari India. Demo bertajuk Aksi 1706 itu berlangsung mulai pukul 13.00 WIB. Aksi diawali dengan shalat Jumat berjamaah di sekitar Kedubes India.

Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI, Aziz Yanuar mengatakan, aksi unjuk rasa itu dilakukan oleh sejumlah umat muslim dan masyarakat anti-islamofobia.

"Datang seluruh umat islam serta lapisan masyarakat yang anti islamofobia dan anti fasis dan rasis macam India," ucap Aziz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com