Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Pakar Usulkan WFH Jadi Budaya Baru

Kompas.com - 20/06/2022, 14:50 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga berpandangan pembatasan mobilitas warga Ibu Kota di tengah masa pandemi covid-19 yang kembali meningkat.

"Mendorong terus work from home atau work from anywhere sebagai budaya baru, sehingga tidak semua orang harus pergi ke kantor," ujar Nirwono kepada Kompas.com, Senin (20/6/2022).

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Pakar: Harus Diprioritaskan Seperti Banjir

Menurut Nirwono, membatasi mobilitas masayarakat dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Hal ini perlu didukung menyusul kualitas udara Jakarta yang dilaporkan memburuk.

Berdasarkan laporan Air Quality Life Index (AQLI) lembaga peneliti kualitas udara menyebutkan, penduduk yang berada di Jakarta diperkirakan kehilangan harapan hidup rata-rata 3-4 tahun akibat polusi udara.

Tak hanya itu, dampak polusi udara di Jakarta disebut enam kali lebih berbahaya dari pada penyakit AIDS yang disebabkan oleh virus HIV.

Baca juga: Penduduk Jakarta Disebut Kehilangan Harapan Hidup 4 Tahun Akibat Polusi Udara

"Selain itu, tetap melaksanakan protokol kesehata ketat dan menggunakan masker saat keluar rumah," tutur Nirwono.

Nirwono juga mendorong agar pergerakan kendaraan pribadi seperti penerapan ganjil genap di seluruh kawasan diberlakukan untuk semua kendaraan, baik itu mobil atau pun motor.

Langkah lainnya, Nirwono menilai perlu juga ada penerapan jalan berbayar elektronik dan e-parking progresif.

"Serta penerapan persyaratan uji emisi kendaraan yang masuk Jakarta dan sekitarnya," kata dia.

Di samping itu, Nirwono merekomendasikan agar Pemprov DKI mengajak masyarakat beralih menggunakan angkutan umum atau transportasi massal untuk bepergian jarak sedang-jauh.

Tak kalah penting, ujar Nirwono menambahkan, perlu juga mengajak masyarakat berjalan kaki di trotoar dan bersepeda di jalur sepeda untuk jarak dekat.

Baca juga: Polemik Tebet Eco Park, Potret Minimnya Ruang Terbuka Layak Kunjung?

Dengan adanya integrasi seluruh moda angkutan umum atau transportasi massal baik sistem tiket satu harga, Nirwono menilai hal itu bisa menekan arus kendaraan di jalan Jakarta.

"Sehingga, perlu adanya infrastruktur terpadu, seperti halte, stasiun, terminal, jembatan penyeberangan orang, serta didukung pengembangan kawasan berorientasi transportasi terpadu (TOD)," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com