Menurut Syafri, ZK menampung sepeda motor curian dari para eksekutor dengan membayarkan sejumlah uang. Setelahnya, ZK menjual motor-motor curian tersebut ke daerah lain.
"Pelaku ini banyak membuang (menjual) kendaraannya ke daerah ke Sumatera dan beberapa lainnya. Dijual melalui sistem cash on delivery," jelas Syafri.
Baca juga: Komplotan Begal di Rangkapan Jaya Depok Disebut Rampas 2 Motor dalam Sehari
Dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan belasan unit sepeda motor berbagai merk.
ZK mengaku sudah beraksi selama setahun belakangan dan telah menjual 68 unit sepeda motor. Motor-motor curian itu dijual dengan harga sekitar Rp 5 juta per unitnya.
Selain itu, pelaku mengaku biasa menjual motor-motor curian tersebut lengkap dengan STNK asli yang sudah tidak bisa digunakan.
"Kalau dilihat STNK ini sepintas terlihat asli. STNK mereka dapatkan dari beberapa leasing, mungkin dari beberapa wilayah Jakarta ini. Tapi STNK ini sudah keluar asuransinya, jadi tidak terpakai lagi, sudah terblokir semua," jelas Syafri.
Kendati telah menjual puouhan sepeda motor, polisi berhasil mengamankan belasan sepeda motor curian yang belum berhasil dijual.
Syafri menjelaskan, 15 motor tersebut kini dalam proses pengembalian kepada masing-masing pemilik sah.
"Alhamdulillah dari 15 kendaraan, tiga unit di antaranya merupakan milik warga Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Motornya sudah diambil. Hari ini juga kami akan kembalikan yang lainnya ke pemiliknya," jelas Syafri.
Abdi Yusri (22), menjadi salah satu korban perampasan yang bisa kembali mendapatkan sepeda motornya.
Sejak tiga bulan lalu, Abdi harus kehilangan Vespa kesayangannya itu. Saat itu, sepeda motor kesayangannya dirampas oleh seseorang yang tidak ia tidak kenal.
"Bulan Maret kemarin, tiga bulan lalu, motornya diambil orang," kata Abdi di Kalideres, Senin.
Baca juga: Komplotan Begal Rampas Motor Remaja di Tapos Depok, Korban Mengaku Dipukul dan Ditodong
Abdi menceritakan, saat itu, ia hendak mengemudikan Vespa yang baru dicuci itu menuju rumah temannya di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Tiba-tiba ada seorang pria yang meminta bantuan untuk diantarkan ke posko ormas di sekitar sana.
"Saya kira dia masih saudara sama teman-teman saya di sana, makanya saya mau anterin. Tapi di jalan motor saya dibilang ada masalah gitu, lalu saya disuruh turun. Eh, enggak tahunya motor saya dibawa kabur," kata Abdi menceritakan pengalaman pahit itu.