Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Jakarta Dinilai Tak Sepenuh Hati Atasi Kemiskinan

Kompas.com - 21/06/2022, 16:30 WIB
Sania Mashabi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Nasional Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) Dika Moehamad menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak memperhatikan masalah kemiskinan di Ibu Kota.

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta hanya fokus pada pembangunan infrastruktur di Ibu Kota.

"Angka kemiskinan semakin menggunung, sementara perhatian pemerintah DKI Jakarta tak pernah sepenuh hati," kata Dika dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (21/6/2022).

"Mereka malah sibuk memoles diri dengan merevitalisasi trotoar, membangun jembatan, membangun tugu/monumen, membangun stadion dan lomba pacuan mobil listrik dibandingkan membantu warga miskin yang kesulitan sejak lahir dan batin," lanjut dia.

Baca juga: Wagub DKI Tegaskan Pentingnya Basis Data Terpadu untuk Tanggulangi Kemiskinan

Berdasarkan data yang dihimpun Dika dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta bahwa pada September 2019 diketahui penduduk miskin DKI terdapat 3,42 persen atau 362.300 orang.

Kemudian peresentase penduduk miskin September 2020 naik 1,27 persen poin atau bertambah 134.540 orang sehingga penduduk miskin di Jakarta menjadi 501.920 orang atau 4,72 persen pada Maret 2021.

Sementara pada September 2021 jumlah warga miskin berkurang menjadi 498.290 orang atau 4,67 persen.

"Seperti diakui Wagub DKI Jakarta, kemiskinan di DKI Jakarta kembali memburuk. Inilah mengapa kehidupan menjadi semakin suram," ujarnya.

Baca juga: Angka Kemiskinan di Jakarta Turun untuk Pertama Kalinya sejak Pandemi Covid-19

Selain itu, tambah Dika, bukan hanya kemiskinan yang meroket di DKI Jakarta, tetapi jumlah penderita gizi buruk pun juga merangkak naik mencapai 6.047 balita berdasarkan data BPS DKI Jakarta tahun 2020.

Menurut dia, deretan warga yang kekurangan gizi semakin panjang karena anggaran tak pernah diperuntukan untuk menanggulangi kekuarangan gizi.

"Sebagai bentuk kenyataan yang terjadi bantuan sosial skala nasional dan lokal tidak mencakup seluruh keluarga miskin di Jakarta," ujarnya.

"Sebagai gambaran, jumlah penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Jakarta hanya menyasar 64.000 Rumah Tangga Miskin (RTM)," ungkapnya.

Baca juga: Berubah Jadi Jakpreneur, Bagaimana Nasib OK-OCE yang Digadang Anies Bisa Kurangi Kemiskinan di Jakarta?

Dika mengatakan, dengan tidak adanya bantuan semacam PKH memperlihatkan Pemprov DKI Jakarta lepas tanga terhadap kondisi rakyat miskin.

Terlebih lagi, ia menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah banyak melakukan pemborosan anggaran.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta yang seharusnya digunakan dan diprioritaskan untuk kesejahteraan rakyat tetapi justru dihambur-hamburkan.

"Untuk memoles citra penampilan daripada membantu mereka-mereka yang mengalami kesulitan hidup," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com