Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr Kurniasih Mufidayati
Anggota DPR-RI

Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anggota DPR RI dan dosen.

Mewujudkan Jakarta Ramah Perempuan, Anak, dan Keluarga

Kompas.com - 22/06/2022, 13:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JAKARTA memasuki usia 495 tahun pada Rabu (22/6/2022) ini, hanya tinggal lima tahun menuju umur setengah abad. Jakarta yang masih menyandang status sebagai ibu kota negara terus tumbuh dan berkembang sebagai kota bisnis dan menjadi salah satu kota bisnis besar di Asia Tenggara.

Perputaran uang di Jakarta diperkirakan mencapai 70 persen dari total perputaran uang nasional dengan aktivitas bisnis yang semakin mengglobal. Jakarta terus berbenah dan bersolek dengan memperbanyak taman-taman kota dan jalur pedestrian yang nyaman. Jakarta terus melengkapi infrastrukturnya, khususnya infrastruktur transportasi.

Baca juga: Hari Ulang Tahun Jakarta, Warga Ibu Kota Dapat Kado Polusi Udara

Setelah MRT fase 1 yang sudah beroperasi dan Transjakarta yang semakin terintegrasi, kini LRT juga terus dibangun dan diintegrasikan. Penanganan banjir juga terus diupayakan dengan memadukan normalisasi dan naturalisasi, pembangunan infrastruktur banjir skala besar maupu pembuatan lubang-lubang biopori dan sumur resapan. Dampaknya, di beberapa tempat banjir yang diakibatkan hujan deras bisa lebih cepat surut.

Kota dan perlindungan perempuan, anak, dan keluarga

Salah satu persoalan kota besar seperti Jakarta adalah keamanan dan tingkat kriminalitas. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2020, lima propinsi dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Indonesia adalah Sumatera Utara (32.990 kasus), DKI Jakarta (26.585), Jawa Timur (17.642), Sulawesi Selatan (12.815), dan Sumatera Selatan (12.189). 

Jakarta dengan ciri perkotaan dan wilayah yang tidak luas dibanding propinsi lain menunjukkan angka kriminalitas tertinggi kedua. Perempuan dan anak menjadi kelompok yang paling rentan terhadap tindak kriminalitas di perkotaan seperti Jakarta.

Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menunjukkan, dalam lima bulan pertama tahun 2022 sudah terjadi 622 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan 561 korban di antaranya adalah perempuan. Kebanyakan kasus terjadi di rumah tangga dan di fasilitas umum. Jumlah ini menjadi yang tertinggi keempat setelah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, persentasi kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jakarta paling tinggi dibanding ketiga propinsi tersebut.

Komnas Perempuan menyebutkan, pada 2020 terjadi 2.461 kekerasan terhadap perempuan di Jakarta dan menjadi yang tertinggi dibanding daerah lain.

Angka kekerasan terhadap anak juga menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu adanya peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menyebutkan, selama pandemi Covid-19 kekerasan terhadap anak meningkat 40 persen. LPAI selama tahun 2021 menerima 1.735 laporan permintaan perlindungan terhadap anak. Dari jumlah itu,  sebanyak 557 di antaranya merupakan laporan terkait kekerasan seksual.

Komnas Perlindungan Anak mencatat Jakarta tahun 2021 menjadi kota paling banyak kasus kekerasan terhadap anak dengan 667 kasus dan 58 persen di antaranya merupakan kasus kekerasan seksual.

Padahal kota sebagai sebuah wilayah/kawasan tinggal hendaknya memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya, termasuk perempuan dan anak-anak.

Baca juga: Hari Anak Nasional, Anies Ingin Wujudkan Jakarta sebagai Kota Ramah Anak

Pengelola kota harus memberikan lingkungan yang kondusif untuk tumbuhnya anak-anak secara normal, sehat fisik maupun mental. Kriteria kota ramah perempuan bukan hanya akses di tempat umum yang bebas dari kejahatan tetapi juga bagaimana anak perempuan bisa mengekspresikan perasaannya dengan adanya taman kota untuk bermain. Demikian juga dengan akses transportasi untuk mencapai tempat kerja, pasar, pelayanan publik haruslah memberikan keamanan dan kenyamanan bagi perempuan.

Demikian juga dengan kota yang layak dan ramah anak. Penelitian mengenai Children's Perception of the Environment yang dilakukan di empat kota besar dunia menunjukkan bahwa lingkungan kota yang terbaik untuk anak adalah yang mempunyai komunitas yang kuat secara fisik dan sosial, dengan aturan yang jelas dan tegas, kesempatan pada anak yang didukung dengan fasilitas pendidikan untuk mereka belajar tentang lingkungannya.

UNICEF Innocenti Research Center juga telah menetapkan setidaknya 12 kriteria kota ramah anak dari berbagai dimensi, mulai dari kebebasan berekspresi, akses pelayanan dasar, dan lingkungan yang sehat sampai dengan keamanan dan kesempatan berpartisipasi pada lingkungan.

Sebuah kota tentunya juga harus menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal bagi keluarga. Tempat di mana keluarga bisa merasakan keamanan, anak-anak bertumbuh dengan sehat dan mendapat pendidikan yang baik, akses kesehatan yang mudah dan terjangkau dan kepala keluarga yang bisa bekerja/berusaha dengan baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tetangga Sempat Cium Bau Bensin Sebelum Kebakaran Rumah di Pulogadung

Tetangga Sempat Cium Bau Bensin Sebelum Kebakaran Rumah di Pulogadung

Megapolitan
Momen Mencekam Saat Pasar Lama Tangerang Terbakar Hebat, Si Jago Merah Muncul Saat Sedang Ramai Pengunjung

Momen Mencekam Saat Pasar Lama Tangerang Terbakar Hebat, Si Jago Merah Muncul Saat Sedang Ramai Pengunjung

Megapolitan
Usai Kaesang Jadi Kader, DPD PSI Depok Sebut Ada Kejutan Lebih Besar Lagi

Usai Kaesang Jadi Kader, DPD PSI Depok Sebut Ada Kejutan Lebih Besar Lagi

Megapolitan
Siasat Muncikari Jerat Anak di Bawah Umur ke dalam Prostitusi 'Online', Berawal dari Masuk ke Jaringan Pergaulan

Siasat Muncikari Jerat Anak di Bawah Umur ke dalam Prostitusi "Online", Berawal dari Masuk ke Jaringan Pergaulan

Megapolitan
Kaesang Merapat, DPD PSI Berharap Wacana 'Nyalon' Wali Kota Depok Jadi Kenyataan

Kaesang Merapat, DPD PSI Berharap Wacana "Nyalon" Wali Kota Depok Jadi Kenyataan

Megapolitan
Hendak Tawuran, Tiga Remaja Bersenjata Tajam Diciduk Polisi di Pasar Minggu

Hendak Tawuran, Tiga Remaja Bersenjata Tajam Diciduk Polisi di Pasar Minggu

Megapolitan
Kebakaran di Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang Bukan di Area yang Ramai PKL

Kebakaran di Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang Bukan di Area yang Ramai PKL

Megapolitan
Kasat Lantas Polres Jakarta Timur Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Kasat Lantas Polres Jakarta Timur Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Megapolitan
Pasar Lama Tangerang Sedang Ramai Saat Kebakaran, Pengunjung Berhamburan Jauhi Api

Pasar Lama Tangerang Sedang Ramai Saat Kebakaran, Pengunjung Berhamburan Jauhi Api

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan 'Debt Collector' Saat Suami di Luar Kota

Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan "Debt Collector" Saat Suami di Luar Kota

Megapolitan
Kasus Prostitusi Anak Online di Jakpus, Muncikari Panggil Korban yang Dipilih Pelanggan

Kasus Prostitusi Anak Online di Jakpus, Muncikari Panggil Korban yang Dipilih Pelanggan

Megapolitan
'Debt Collector' di Jaksel Lakukan Aksi Tak Senonoh Saat Tagih Utang ke Nasabah Perempuan

"Debt Collector" di Jaksel Lakukan Aksi Tak Senonoh Saat Tagih Utang ke Nasabah Perempuan

Megapolitan
Rayu Hendak Bantu Lunaskan Utang, 'Debt Collector' Lecehkan Perempuan di Pesanggrahan

Rayu Hendak Bantu Lunaskan Utang, "Debt Collector" Lecehkan Perempuan di Pesanggrahan

Megapolitan
Polisi Cari Kemungkinan Pelaku Lain pada Kasus Prostitusi Anak di Medsos

Polisi Cari Kemungkinan Pelaku Lain pada Kasus Prostitusi Anak di Medsos

Megapolitan
Bukti Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Diselesaikan Hanya dengan Hancurkan Bangunannya

Bukti Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Diselesaikan Hanya dengan Hancurkan Bangunannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com