Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Wabah PMK, Polisi Awasi Pusat Penjualan Hewan Ternak di Bogor Jelang Idul Adha

Kompas.com - 23/06/2022, 05:48 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Bogor Kota akan  mengawasi pusat-pusat penjualan hewan ternak sapi dan kambing jelang perayaan hari raya Idul Adha.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) usai ratusan sapi di rumah potong hewan (RPH) Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, berstatus suspek.

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, semua pusat hewan ternak akan dimonitor oleh seluruh jajaran Polsek dan Babinkamtibmas.

Baca juga: Cerita Pedagang Datangkan Hewan Kurban dari Luar Daerah di Tengah Wabah PMK, Biaya Operasional Lebih Mahal

Apabila ditemukan kasus PMK di pusat penjualan hewan, sambung Susatyo, kepolisian akan berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) setempat untuk dilakukan antisipasi.

"Jajaran kepolisian akan memonitor menjelang hari raya kurban. Semua pusat-pusat hewan ternak, kambing, sapi akan dimonitor semuanya. Termasuk perlu memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak terjadi gejolak," ucap Susatyo, Rabu (22/6/2022).

"Tentunya kita koordinasi dengan DKPP. Kita akan terus lakukan upaya-upaya agar situasi di hari raya kurban bisa baik," tambah dia.

Susatyo meminta kepada masyarakat agar tidak perlu resah atas wabah PMK yang terjadi saat ini.

Sebab, kata Susatyo, Pemkot Bogor akan melakukan langkah progresif untuk mengatasi kondisi tersebut sehingga nantinya aman untuk dikonsumsi.

Baca juga: Cegah PMK, Bima Arya Imbau Warga Tidak Beri Makan Rusa di Istana Bogor

"Tapi penjelasan resmi, bagaimana mengkonsumsi, pada suhu berapa akan disampaikan oleh petugas dari DKPP sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," sebut Susatyo.

Sebelumnya, sebanyak 488 ekor sapi yang berada di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, dinyatakan suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).

Sementara itu, ada 54 ekor sapi yang menunjukkan gejala PMK serta satu ekor mati setelah terserang penyakit tersebut.

Saat ini ratusan hewan ternak yang berada di RPH Bubulak sedang dalam masa karantina dan pemulihan.

Baca juga: 743 Hewan Ternak di Kota Tangerang Terjangkit PMK, Terbanyak di Cipondoh

Pemkot Bogor pun mengambil kebijakan dengan menutup sementara akses keluar masuk hewan ternak di RPH Bubulak hingga tanggal 29 Juni 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com