Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rohmatulloh
Dosen

Dosen Institut Agama Islam An Nur Lampung, Founder Komunitas Sekolah Sadar Energi

Hajatan dan Nyambat

Kompas.com - 25/06/2022, 16:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENGGUNAAN istilah hajatan pada peringatan hari jadi Kota Jakarta ke-495 digaungkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun ini. Sebelumnya istilah yang populer Hari Ulang Tahun (HUT).

Walaupun baru digunakan, namun sebenarnya penggunaan istilah hajatan sudah begitu melekat sekali dalam identitas budaya masyarakat Betawi atau Jakarta.

Dan yang terpenting, di dalamnya terdapat penanaman nilai pendidikan karakter budaya nyambat yang seharusnya terus kita promosikan khususnya pada anak sekolah sejak dini.

Ketika berbicara hajatan, sepanjang penulis rasakan sejak kecil hidup dan besar dalam budaya masyarakat Jakarta yang homogen di salah satu kampung pada saat itu (akhir tahun 1970-an atau awal 1980-an) identik dengan acara selebrasi pesta pernikahan, khitanan, dan lainnya.

Biasanya rangkaian acara ini tidak hanya berlangsung pada hari pelaksanaan perayaannya saja. Sebelum itu, dilangsungkan acara selamatan sebagai bentuk syukur sekaligus memohon pada Allah SWT agar diberikan keberkahan dan dilancarkan acaranya hingga selesai tanpa ada kendala apapun dari tangan-tangan manusia yang berniat jahat maupun dari gangguan alam seperti cuaca.

Dalam tradisi hajatan, nilai-nilai karakter nyambat atau panggilan untuk menolong pasti melekat karena menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Setiap saudara yang memiliki hubungan kerabat secara langsung, maupun yang tidak langsung seperti tetangga dari beragam suku, etnis, dan agama biasanya turut juga terpanggil saling membantu dengan berbagai bentuknya. Mulai dari bantuan uang, barang, moril, dan tenaga, serta doa.

Biasanya jika dalam bentuk uang ada acaranya yang disebut dengan arisan. Tetapi ini hanya berlaku eksklusif untuk kelompok keluarga besar saja.

Nyambat sebagai bentuk panggilan yang secara otomatis atau reflek dilakukan walaupun pihak yang akan melakukan hajatan tidak secara tersurat memanggil untuk meminta bantuannya.

Nilai pendidikan karakter nyambat ternyata tidak hanya identik dengan kegiatan selebrasi.

Tetapi lebih dari itu, misalnya pada saat ada kegiatan membangun rumah, ketika akan naik atap yang memerlukan banyak orang, maka nilai karakter nyambat sudah pasti hadir di dalamnya.

Begitu pun dengan kegiatan lainnya yang dilakukan dengan keikhlasan seperti kerja bakti di lingkungan rukun tetangga, masjid, mengantar saudara yang akan berangkat haji ke tanah suci, dan lainnya.

Pihak yang diberikan bantuan tentu saja tidak tinggal diam. Selalu ada bentuk perhatiannya, misalnya dengan memberikan hidangan makan dan minuman, serta fasilitas lainnya sesuai kemampuan masing-masing tuan rumah.

Dalam konteks saat ini, nyambat sebagai nilai inti (core values) yang mestinya harus dipromosikan.

Tentu saja dalam praktiknya mengalami perubahan bentuk atau nilai instrumentalnya. Mungkin saja hajatan yang dilakukan saat ini sudah banyak yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur dengan melibatkan sedikit orang yang profesional di bidangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya Cawe-cawe Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya Cawe-cawe Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

Megapolitan
Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Megapolitan
Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Megapolitan
Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Megapolitan
Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil 'Live' Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil "Live" Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Megapolitan
Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Megapolitan
PDI-P Depok Sebut Supian Suri Punya Modal Popularitas dan Elektabilitas untuk Ikut Pilkada

PDI-P Depok Sebut Supian Suri Punya Modal Popularitas dan Elektabilitas untuk Ikut Pilkada

Megapolitan
Jadi Pengedar 10 Kg Sabu, Pengangguran di Bekasi Terancam 20 Tahun Penjara

Jadi Pengedar 10 Kg Sabu, Pengangguran di Bekasi Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Atap Rumah Warga di Bogor Terbang akibat Angin Kencang, Korban Terpaksa Mengungsi

Atap Rumah Warga di Bogor Terbang akibat Angin Kencang, Korban Terpaksa Mengungsi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com