Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Tokoh Betawi, Ini Sosok Tino Sidin yang Jadi Nama Jalan di Cikini

Kompas.com - 28/06/2022, 15:17 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga Tino Sidin kaget diundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara penyerahan 22 nama jalan di kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (20/6/2022) lalu.

Rasa kaget itu dikarenakan nama Tino Sidin dipilih Anies Baswedan jadi satu nama tokoh Betawi yang digunakan sebagai pengganti 22 nama jalan di Jakarta.

Padahal, Tino Sidin bukan tokoh Betawi.

Nama Tino Sidin dijadikan nama pengganti Jalan Cikini VII, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

"Kakak saya yang mewakili keluarga. Waktu itu keluarga kaget kan karena satu-satunya nama yang mungkin tidak asli dari tokoh Betawi ya. Tapi ya diapresiasi," kata anak bungsu Tino Sidin, Panca Takariyati Sidin (56) dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (28/6/2022).

Baca juga: Keluarga Bangga Nama Tino Sidin Dipilih Gantikan Jalan Cikini VII

Lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Barat, lalu besar di Yogyakarta, sudah jelas Tino Sidin bukan tokoh Betawi. 

Namun semasa hidupnya, Tino Sidin memiliki kedekatan dengan kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

Tino Sidin dan Taman Ismail Marzuki

Pelukis dan guru gambar tersebut kerap mampir ke Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jalan Cikini Raya, yang dikenal sebagai markas para seniman.

Ia pun banyak memiliki teman dekat di sana.

"Di TIM itu temannya Pak Tino banyak. Salah satunya pelukis Rusli. Dia sahabat pak Tino," kata Panca. 

Selain Rusli, Tino Sidin juga dekat dengan pelukis Zaini dan aktor Pong Harjatmo.

Kedekatan itu terjalin lantaran Tino kerap berkunjung ke TIM.

"Iya kan itu markas seniman ya. Dan beberapa sahabat Pak Tino banyak yang tinggal di situ," ujarnya.

Baca juga: Warga Cikini Tolak Nama Jalannya Diganti Jadi Jalan Tino Sidin

Belakangan, Tino Sidin pernah memiliki sanggar-sanggar gambar di seantero Jakarta dan nama sanggar itu dinamai Taman Tino Sidin.

Takariyati pernah menanyakan alasan penamaan sanggar kepada Tino Sidin.

"Waktu saya tanya, 'kenapa namanya itu tho, pak?' Kata bapak, 'lah saya terinspirasi Taman Ismail Marzuki kenapa enggak Taman Tino Sidin, jadi orang gampang mengenal saya'," ceritanya.

Takariyati dan keluarga tak menyangka nama ayahnya kini dijadikan nama jalan di sekitar Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini.

Pihak keluarga mengapresiasi atas pemberian nama jalan yang diberikan Gubernur Anies Baswedan.

"Sekarang dipilih menjadi nama jalan di dekat Taman Ismail Marzuki (TIM) walaupun hanya di dekat situ. Impian Pak Tino dikenal dan sebagainya setidaknya tersampaikan walaupun deket-deket TIM," ujarnya.

Pelukis dan Guru Gambar

Tino Sidin atau yang lebih akrab dikenal dengan panggilan Pak Tino lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, pada 25 November 1925.

Tino Sidin merupakan seorang pelukis. Namun, ia lebih banyak dikenal sebagai guru gambar.

Pada usia 20 tahun, ia memulai kariernya di dunia seni dengan mengajar sebagai guru gambar di kampung halamannya yang berlokasi di Yogyakarta.

Pada 1969, Tino Sidin mulai tampil di stasiun televisi dengan mengisi acara "Gemar Menggambar" yang tayang di TVRI lokal Yogyakarta.

Baca juga: Resmikan Museum Tino Sidin, Mendikbud Bernyanyi dan Menggambar Burung Hantu

 

Pada 1978 hingga 1989, acara "Gemar Menggambar" ditayangkan secara nasional yang kemudian menjadi tontonan wajib anak usia sekolah dasar (SD). 

Melalui acara yang ditayangkan setiap Minggu sore, Tino mengajarkan trik-trik menggambar yang mudah kepada anak-anak.

Adapun gambar yang dibuat oleh Tino selalu dimulai dari perpaduan garis-garis lurus dan garis-garis melengkung.

Seperti layaknya seorang guru, Tino mendorong anak-anak didiknya agar tidak takut untuk membuat kesalahan ketika sedang belajar menggambar.

Tak jarang, Tino akan mengucapkan kalimat khasnya, yakni "Ya, bagus", untuk memuji dan mengomentari gambar buatan anak-anak.

Pernah Jadi Google Doodle

Tangkapan layar Google Doodle bertema Mengenang Tino Sidin pada Rabu, (25/11/2020).Google Tangkapan layar Google Doodle bertema Mengenang Tino Sidin pada Rabu, (25/11/2020).

Dedikasi Tino mengajari anak-anak melukis itu pun menarik perhatian mesin pencarian Google. 

Pada 25 November 2020 lalu, sosok Tino Sidin pernah dijadikan sebagai google doodle tepat di hari ulang tahun Tino yang ke-95.

Sosok Tino di laman google.co.id saat itu digambarkan berkacamata dan menggunakan topi khas pelukis di kepalanya.

Pak Tino tampak memegang alat lukis seraya mengatakan, "Bagus".

Di sampingnya, terlihat ilustrasi anak-anak yang tengah menggambar di kertas.

Baca juga: Sosok Tino Sidin, Seniman Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Selain mengajarkan anak-anak menggambar, Tino semasa hidupnya juga kerap melahirkan karya lukis yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari.

Salah satunya adalah sebuah lukisan bernama "Empat Anak Main", yang mengambarkan sosok empat orang putrinya.

Tino Sidin wafat pada 29 Desember 1995 dalam usianya yang menginjak genap 70 tahun.

Kini, namanya diabadikan menjadi nama Museum Taman Tino Sidin, yang didirikan di kediaman Tino di Yogyakarta pada tahun 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com