Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jalan Warung Buncit yang Namanya Diganti Anies

Kompas.com - 30/06/2022, 12:14 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Warung Buncit kini tinggal kenangan.

Nama jalan yang terletak di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan itu kini sudah diganti menjadi Jalan Hj. Tutty Alawiyah.

Warung Buncit menjadi salah satu dari 22 jalan di Ibu Kota yang namanya diganti dengan nama tokoh betawi. 

Adapun perubahan nama tersebut mengacu pada Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 565 Tahun 2022.

Gubernur DKI Anies Baswedan mengungkapkan, perubahan nama jalan ini dilakukan guna menghormati para tokoh betawi yang telah banyak berjasa bagi Jakarta maupun Indonesia. 

 

"Dari Betawi dilahirkan begitu banyak pribadi-pribadi yang hidupnya memberikan kemajuan," ujar Anies pada Senin (20/6/2022).

Baca juga: Anies Resmi Ubah 22 Nama Jalan di Jakarta dengan Nama Tokoh Betawi

Meski demikian, Jalan Warung Buncit yang diganti Anies sebenarnya juga punya sejarah tersendiri bagi masyarakat betawi. 

Mengutip Historia.id, jalan Warung Buncit sebelumnya pernah diusulkan untuk diganti menjadi Jalan Jenderal Dr. A.H. Nasution.

Namun, usulan pergantian nama jalan itu ditolak oleh sejumlah warga keturunan Betawi. Mereka menilai Jalan Warung Buncit menyimpan sejarah tersendiri bagi warga Betawi.

Tiga Versi Sejarah Warung Buncit

Setidaknya ada tiga catatan sejarah mengenai asal usul nama Warung Buncit.

Pertama, menurut sejarawan dan wartawan senior Alwi Shahab, Jalan Warung Buncit adalah tempat berbaurnya warga Betawi dan Tionghoa. Mereka hidup berdampingan dengan mengedepankan toleransi dan kerukunan.

Informasi tersebut berdasarkan penuturan Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi, Haji Irwan Sjafi'i yang dituangkan oleh Alwi Shahab dalam bukunya berjudul Robinhood Betawi.

Banyak pedagang Tionghoa yang membuka warung untuk berjualan bahan pokok di tiap lorong di Jalan Warung Buncit hingga tahun 1960-an.

Sedangkan nama Warung Buncit berasal dari julukan salah satu pemilik warung keturunan Tionghoa yang memiliki perut buncit.

Warung milik warga Tionghoa berperut buncit itu terletak di antara Jalan Mampang Prapatan XIV dan XIII yang kini menjadi bangunan Yayasan Madrasah Sa'adutdarain.

“Sekalipun warung dan pemiliknya sudah lenyap, nama Warung Buncit sampai kini tetap melekat,” lanjut Alwi.

Baca juga: Keluhan Warga yang Terdampak Perubahan Nama Jalan di Cipayung, Semua Surat Harus Diganti dan Bikin Repot

Catatan sejarah lainnya memiliki versi berbeda mengenai asal usul nama Warung Buncit.

Dalam buku 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM disebutkan bahwa nama Warung Buncit berasal dari nama salah satu pemilik warung keturunan Tionghoa bernama Bun Tjit.

Sehingga, kata "buncit" bukan berasal dari julukan pemilik warung yang berbadan buncit, melainkan nama pemilik warung itu sendiri.

Sementara itu, versi ketiga yang diceritakan oleh seorang budayawan dari Betawi Kita, Yahya Andi Saputra, menyebut nama Warung Buncit berasal dari bahasa Betawi arkais (kuno).

Baca juga: Bukan Tokoh Betawi, Ini Sosok Tino Sidin yang Jadi Nama Jalan di Cikini

Warung Buncit memiliki arti pos paling ujung atau paling belakang yang ditempati pasukan Kesultanan Mataram saat menyerbu Kastil Batavia pada tahun 1628-1629.

“Yang menceritakan ada orang Tionghoa yang buka warung kelontong perutnya buncit, itu ilmu ‘Kirata’, ilmu dikira-kira supaya nyata. Cerita fiktif belaka," tutur Yahya.

"Warung itu kalau dalam bahasa Betawi arkais, artinya pos, tempat ngaso (istirahat) atau tempat atur strategi. Buncit itu menunjuk nama tempat yang paling belakang. Jadi Warung Buncit artinya pos paling belakang untuk konsentrasi pasukan dalam pengepungan Kastil Batavia,” lanjutnya.

Perubahan Nama Disesalkan

Sejarawan JJ Rizal pun menyesalkan langkah Pemerintah Provinsi DKI yang menurut dia tidak cermat dalam memilih nama jalan yang akan diganti dengan nama tokoh betawi.

JJ Rizal sepakat Jalan Warung Buncit memiliki sejarah yang sarat akan keindahan dan toleransi antara masyarakat Betawi dan Tionghoa sehingga tidak seharusnya diganti dengan nama lain.

Ia setuju dengan versi sejarah bahwa nama Warung Buncit berasal dari dari seorang tokoh Tionghoa yang dulu pernah tinggal disana bernama Tan Boen Tjit.

Baca juga: JJ Rizal Galang Petisi Ganti Nama JIS Jadi Stadion MH Thamrin, Ini Alasannya

Menurut dia, Tan Boen Tjit adalah sosok pemilik usaha warung yang pemurah terhadap warga pribumi Jakarta.

Karena kemurahan hatinya, ia begitu dihargai hingga namanya pun diabadikan sebagai nama jalan.

"Jalan Warung Buncit Raya itu ada sejarah keindahan toleransi dan inklusivitas masyarakat Betawi. Mereka (warga Betawi) yang identik dengan Islam memberi nama daerah dengan jalannya nama seorang Tionghoa, Tan Boen Tjit," kata JJ Rizal dilansir dari Tribun Jakarta, Kamis (30/6/2022).

 Sejarawan JJ RIzal siap melangkah bakal calon Wali Kota Depok di pemilu kepala daerah Depok 2015 mendatang. JJ RIzal yang juga pengamat kota kini mulai membuka diskusi publik atas problematika Depok yang perlu dibenahiKOMPAS.com/ ADYSTA PRAVITRARESTU Sejarawan JJ RIzal siap melangkah bakal calon Wali Kota Depok di pemilu kepala daerah Depok 2015 mendatang. JJ RIzal yang juga pengamat kota kini mulai membuka diskusi publik atas problematika Depok yang perlu dibenahi

JJ Rizal pun menegaskan, ia tak menyoal langkah Pemprov DKI mengabadikan para tokoh betawi sebagai nama jalan.

Baca juga: Anies Bakal Teruskan Penggantian Nama Jalan meskipun Tuai Protes

Ia justru mendukung langkah Anies itu sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh Betawi di rumah mereka sendiri.

Sebab, sudah terlalu lama orang Betawi disingkirkan dan dilupakan di kampungnya sendiri yang menjadi ibukota dan jantung pembangunan nasional.

"Padahal tokoh-tokohnya menyumbang dalam pergerakan nasional dan revolusi kemerdekaan serta menumbuhkan karya seni kreatif kerakyatan. Ini memang patut dihargai dan diberi ruang dalam kota agar memori masyarakat serta adat Betawi tidak tersingkir," ujarnya.

Namun, ia juga mengingatkan agar perubahan nama itu dilakukan dengan hati-hati dan tak menghapus begitu saja sejarah yang sudah ada.

"Persoalannya bukan pada nama tokohnya, meskipun ada tokoh yang belum jelas peran sejarahnya, tetapi pada kurangnya kehati-hatian dalam proses memilih tempat, menaruh nama-nama tokoh tersebut," kata JJ Rizal.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com