DEPOK, KOMPAS.com - Pengelola salah satu pondok pesantren (ponpes) yatim piatu kawasan Depok, Ahmad Riyadh, mengaku kaget ada laporan polisi (LP) terkait dugaan pencabukan di pondok pesantren tersebut.
Berdasarkan LP tersebut, terjadi dugaan pencabulan terhadap belasan santriwati di bawah umur di sana. Pelakunya adalah empat pengajar atau ustaz di pondok pesantren tersebut dan satu senior.
"Terus terang saya juga kemarin baru pulang dari Padang, jam 11.00 WIB saya baru sampai, kemudian Ashar bangun tidur, saya kaget ada kasus itu," kata Ahmad saat ditemui, Kamis (30/6/2022).
Ahmad menuturkan, pihak kepolisian dari Polda Metro Jaya telah menemui dirinya untuk menyatakan bahwa ada penyelidikan terkait dugaan pencabulan di ponpes tersebut.
"Pihak polda kemarin sudah datang ke kami pas Ashar sampai jam 5 sore. Kemudian mereka menanyakan beberapa ha dan berpesan (Polda) sedang memproses masalah ini," kata Ahmad.
"Ternyata menurut berita laporan dari mereka, bahwasanya ini (di ponpes) sudah terjadi tindakan pelecehan seksual," tutur dia.
Saat ditemui polisi, Ahmad mengaku tidak menutup-nutupi apapun dari polisi.
"Saya menjawab apa adanya kepada Polda, dalam hal ini saya mendukung proses yang dilakukan bapak-bapak polisi, tidak ada yang saya tutupi," imbuh Ahmad.
Hingga saat ini, dikatakan Ahmad, terlapor belum ada yang diperiksa ataupun dibawa ke Polda.
Baca juga: Alarm Kenaikan Kasus Covid-19 di Depok di Tengah Temuan Subvarian Omicron BA.5
"Belum ada, jadi ini masih tahap penyelidikan pemeriksaan unsur muatan pidana," pungkas Ahmad.
Sebelumnya diberitakan, belasan santriwati di pondok pesantren yatim piatu kawasan Beji, Depok, diduga menjadi korban pencabulan oleh ustaz dan kakak kelasnya.
Kasus yang menimpa belasan korban di bawah umur itu dilaporkan ke Polda Metro Jaya dan kini telah diselidiki Ditrektorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum).
Kuasa hukum korban, Megawati, mengatakan bahwa terdapat 11 santriwati yang diduga menjadi korban pencabulan. Namun, baru lima orang yang berani melaporkan kejadian tersebut.
"Dari 11 orang yang dilecehkan, yang berani untuk speak up hanya lima orang, tapi yang sekarang diperiksa oleh penyidik baru tiga orang," ujar Megawati kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (29/6/2022).
Baca juga: Kasus Covid-19 di Depok Meningkat Sepekan Terakhir, Warga Diminta Perketat Prokes
Menurut Megawati, pencabulan tersebut diduga telah terjadi selama satu tahun terakhir, dan baru terungkap pada Juni 2022.