Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Akan Beri Kartu Merah ke Pengunjung yang Melanggar Aturan di Tebet Eco Park

Kompas.com - 04/07/2022, 19:34 WIB
Sania Mashabi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memberikan kartu merah bagi pengunjung yang melanggar aturan di Tebet Eco Park.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanaman dan Hutan Kota (Distamhut) Provinsi DKI Jakarta Suzi Marsitawati.

"Kemudian kita juga siapkan board di sana juga dan kita juga membuat kartu penalty. Kartu merah," kata Suzi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (4/7/2022)

Baca juga: Jumlah Pengunjung Dibatasi, Masuk Tebet Eco Park Harus Daftar lewat JAKI

"Kan mereka kita awasi kalau mereka merusak kita langsung kasih kartu merah," lanjut dia.

Ia melanjutkan, setelah diberi kartu merah pengunjung yang melakukan pelanggaran akan diberi surat peringatan dan sanksi.

Sanksi tersebut berupa tidak diperbolehkanya pengunjung yang melanggar aturan masuk Tebet Eco Park selama tiga bulan.

"Sistem kita sudah membuat itu nanti. Kita sudah mulai bagaimana masyarakat itu bisa disiplin. Jangan merasa karena taman itu gratis, tapi harus rusak, kan tidak.  Jadi, walaupun gratis tetap harus dijaga," ujarnya.

Suzi juga menjelaskan, bahwa nantinya warga yang ingin masuk Tebet Eco Park harus menggunakan aplikasi Jakarta Kini (Jaki).

Baca juga: Belum Dibuka hingga Awal Juli, Penutupan Sementara Tebet Eco Park untuk Perbaikan Diperpanjang

Hal itu dilakukan untuk membatasi jumlah warga yang masuk ke Tebet Eco Park. Sanksi yang diberikan juga disampaikan ke email yang terdaftar di Jaki.

"Iya (harus pakai Jaki). Karena kita membatasi pengunjung," imbuh dia.

Suzi menjelaskan, pihaknya memang membatasi jumlah pengunjung sebanyak 8.000 per hari saat hari kerja dan 10.000-16.000 pengunjung di akhir pekan.

Pembatasan itu dimaksudkan agar pengunjung yang datang ke Tebet Eco Park tetap merasa nyaman.

"Supaya orang yang ada di dalamnya merasa nyaman karena memang kemarin itu supaya ada inilah perasaa di dalam taman itu lebih nyaman kemudian memberikan kesempatan untuk orang lain," ucap dia.

Baca juga: Jauh-jauh ke Tebet Eco Park yang Ternyata Masih Tutup, Warga: Kecewa, Katanya Hanya Sampai Akhir Juni...

Sampai saat ini, Suzi juga belum bisa memastikan kapan Tebet Eco Park kembali dibuka. Kata dia, saat ini taman tersebut masih dalam proses perbaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com