"Jadi selama seminggu ke depan kami uji coba sambil sosialisasi kepada masyarakat. Setelah itu kami evaluasi, dipermanenkan," ucap Syafrin.
"Setelah itu bagi masyarakat yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai dengan UU 22 Tahun 2019 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, denda maksimum Rp 500.000," sambung dia.
Baca juga: Dishub DKI Jakarta Ungkap Alasan Uji Coba Rekayasa Lalin di Bundaran HI
Menurut Syafrin, rekayasa lalu lintas sengaja diterapkan pada sore hari lantaran kepadatan lalu lintas pada waktu tersebut rata-rata mencapai 100.000 kendaraan.
Atas dasar tersebut, kata Syafrin, jajarannya menerapkan rekayasa lalu lintas di kawasan Bundaran HI mulai pukul 16.00 hingga pukul 21.00 WIB.
"Rata-rata 100.000 tepatnya 97.000 sekian, artinya kawasan ini sangat padat dan oleh sebab itu perlu dilakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas sehingga kawasan ini yang kepadatannya sedemikian tinggi khususnya pada sore hari akan lebih smooth sehingga mobilitas warga semakin efisien," tutur dia.
Adapun rekayasa lalu lintas ini, ujar Syafrin, berlaku untuk kendaraan pribadi sepeda motor dan mobil. Sedangkan, angkutan umum Transjakarta dan pelaku perjalanan VVIP dapat diizinkan memutar arah dari lingkar Bundaran HI.
"Sebagaimana kita tahu bahwa untuk layanan angkutan umum tetap membutuhkan kecepatan dan ketepatan waktu yang harus dijaga," ucap Syafrin.
"Berikutnya dari sisi VVIP bahwa perjalanan VVIP juga membutuhkan kecepatan bagi para pelaku perjalanan VVIP yang membutuhkan waktu untuk ketepatan kehadiran di forum tertentu," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.