Benteng ini pada awalnya hendak dibangun di enam pulau yang ada di utara Jakarta, yakni Pulau Onrust, Cipir, Bidadari, Kelor, Batu Karang Mathilde, dan Trigosson.
Namun, pembangunan benteng menara di Batu Karang Mathilde dan Trigosson dihentikan. Menara-menara tersebut kemudian berubah fungsi menjadi gudang penyimpanan semenjak tahun 1871. Menara yang ada di Pulau Kelor dipugar pada tahun 1908.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana menjelaskan bahwa sebenarnya Benteng Martello dibangun di empat pulau yang ada di Pulau Seribu yaitu di Pulau Onrust, Cipir, Kelor dan Bidadari.
"Saat ini yang masih utuh hanya di Pulau Kelor dan Bidadari. Di Onrust dan Cipir hanya tinggal pondasinya saja," ucap Iwan.
Pulau Bidadari dengan luas sekitar 6,641 hektar adalah pulau yang paling dekat dengan daratan Provinsi DKI Jakarta. Pulau ini sudah ditetapkan sebagai bagian dari Kawasan Cagar Budaya.
Kondisi Benteng Martello yang terdapat di Pulau Bidadari masih terawat.
Baca juga: Menengok Rumah Akar Batavia di Kota Tua, Bangunan Bekas Gudang yang Eksotis
Sementara itu, Pulau Kelor dengan luas sekitar 0,28 kilometer persegi ini berjarak sekitar 2 kilometer dari pesisir DKI Jakarta.
Di pulau ini terdapat Benteng Martello berdiameter 9,26 meter dan tinggi 7,94 meter serta galangan kapal.
Pulau Kelor sudah ditetapkan sebagai menjadi bagian dari Kawasan Cagar Budaya.
Benteng Martello yang ada di bawah payung Taman Arkeologi Onrust biasanya dikunjungi sekitar 200 hingga 300 orang dalam sehari.
Berikut data jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Taman Arkeologi Onrust selama 2022:
Januari 2022 = 1.779 orang
Februari 2022 = 1.557 orang
Maret 2022 = 2.646 orang
April 2022 = 714 orang
Mei 2022 = 3.105 orang
Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta Mis Ari mengatakan, benteng ini tak hanya dikunjungi wisatawan dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
"Masyarakat luar banyak yang mengetahui. Benteng Martello salah satu destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan," ujar Mis.
"Targetnya beragam, ada yang hanya sekedar wisata alam, ada juga peminat sejarah yang kemudian mengunjungi itu, media, juga kalangan akademisi," lanjut dia.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Jakarta, Cocok buat Anak Libur Sekolah