JAKARTA, KOMPAS.com - Penghuni Rumah Susun (Rusun) Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Amran (50), membantah narasi bahwa para tetangganya mendesak ia dan keluarganya agar keluar dari rusun.
Malahan, kata Amran, para tetangganya kaget mendengar berita ia diminta keluar dari Rusun Jatinegara Barat oleh pihak pengelola.
Para tetangga meminta Amran agar jangan pindah rusun.
"Di sini mereka senang, warga-warga pada kaget mereka tahu saya mau dikeluarkan dari sini. Kok mau dikeluarkan kenapa? Mereka pada nangis, tanya istri saya. Di lift warga pada nangis. 'Pak Amran jangan keluar', kata mereka," ujar Amran saat ditemui di kediamannya, Senin (4/7/2022).
Selama tinggal di Rusun Jatinegara Barat, Amran juga aktif di lembaga musyawarah kelurahan (LMK).
Amran tidak percaya jika ada masyarakat yang tidak suka dengannya.
"Kalau masyarakat tidak senang, kenapa saya di sini dipercaya sebagai LMK? Saya juga aktif kegiatan sosial, misal ada kebakaran, kebanjiran, saya selalu melakukan aksi di sini," kata Amran.
"Pak RW juga bilang, 'Pak Amran jangan khawatir, sudah banyak yang Pak Amran lakukan'," ujar Amran.
Sebelumnya, Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Wilayah I Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Dwiyanti Chotifah mengatakan, permintaan agar keluarga Amran dikeluarkan itu dilayangkan warga ke pihaknya sejak pertengahan Juni 2022.
"Banyak warga Rusun yang WA (WhatsApp) ke saya. Minta pertanggungjawaban sebagai pengelola, karena ini kasus kriminal," kata Dwiyanti di Jakarta Timur, Sabtu (2/7/2022), dikutip dari Tribun Jakarta.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.