JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta berencana untuk mengurangi polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor di Ibu Kota.
Berdasarkan catatan, sebanyak 75 persen polusi udara di Ibu Kota berasal dari emisi kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.
Salah satu langkah yang bakal dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta adalah tak memperpanjang surat tanda nomor kendaraan jika sebuah kendaraan roda empat tidak lolos uji emisi.
Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto berujar, pihaknya berencana menerapkan aturan ketat terkait uji emisi ini.
Kendaraan roda empat yang tak lulus uji emisi di Jakarta tidak akan bisa memperpanjang STNK pada akhir 2022.
"Ke depan, khususnya untuk kendaraan bermotor roda empat, semuanya harus sudah lulus uji emisi baru bisa (perpanjang STNK)," ujar Asep kepada awak media di Ancol, Jakarta Utara, Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Tanpa Lulus Uji Emisi, Jangan Harap Kendaraan Bisa Perpanjang STNK
"Target kami, insya Allah di akhir tahun ini bisa mulai kami terapkan untuk perpanjangan kendaraan itu harus sudah lulus uji emisi," sambung dia.
Menurut Asep, Polda Metro Jaya telah diajak berkomunikasi terkait kebijakan tersebut.
Data DLH Pemprov DKI Jakarta soal kendaraan roda empat yang sudah melakukan uji emisi telah terkoneksi dengan data Samsat Polda Metro Jaya.
"Data-data kami, data-data kendaraan yang sudah uji emisi, sudah terkoneksi dengan data Samsat. Ya jadi kami harapkan memang bisa sesegera mungkin (diterapkan)," ucap Asep.
Dalam kesempatan yang sama, Asep menyatakan bahwa 75 persen polusi udara di Ibu Kota berasal dari emisi kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.
"Sama-sama kita ketahui, sumber pencemar dari polusi udara Jakarta itu adalah 75 persennya berasal dari emisi bergerak, itu kendaraan baik roda dua maupun roda empat," ucapnya.
Baca juga: Pemkot Jakbar Gelar Uji Emisi Gratis di Sekitar Mall Taman Anggrek Hari Ini
Menurut Asep, guna mengurangi polusi udara itu, Pemprov DKI Jakarta terus memperbaiki sektor transportasi umum di wilayah tersebut.
Di sisi lain, ia menilai bahwa transportasi umum di Jakarta sudah saling terkoneksi dengan baik.
Karena itu, warga diharapkan untuk menggunakan transportasi publik.