Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seribu Upaya Melepas Jerat Narkoba di Kampung Boncos...

Kompas.com - 07/07/2022, 08:56 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabu (6/7/2022) sore itu, beberapa polisi memburu langkahnya di jalan tikus perkampungan menuju sebuah lahan terbuka di Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.

Polisi berseragam itu bergerak menuju satu titik yang diduga menjadi lapak transaksi dan konsumsi narkoba di kampung yang dikenal dengan Kampung Boncos.

Di sana, polisi menemukan tumpukan-tumpukan sedotan dan bekas alat hisap sabu atau bong.

Alih-alih terletak di tempat tersembunyi, berbagai alat yang digunakan untuk pemakaian narkoba itu justru berserakan di lahan tersebut, menyatu dengan sampah-sampah yang menumpuk di sejumlah titik.

Di tengah penggerebekan tersebut, warga sekitar tampak tidak penasaran dan cenderung acuh tak acuh.

Baca juga: Mati Satu Tumbuh Seribu, Penggerebekan Narkoba Kampung Boncos Terus Berulang dan Ragam Kode Pengecoh Polisi

"Biasa saja, enggak kaget, sudah sering terjadi (penggerebekan di sini)," kata salah satu warga yang sedang asyik mengobrol di dekat lokasi penggerebekan.

Bahkan, di saat beberapa pria diborgol dan dibawa oleh polisi, warga tidak terlihat antusias.

6 pelaku ditangkap

Kapolsek Palmerah AKP Dodi Abdul Rohim mengatakan bahwa jajarannya menangkap enam terduga pelaku peredaran narkoba dalam penggerebekan tersebut.

"Alhamdulillah kami sudah mengamankan yang diduga pengguna. Kemudian kami juga sudah mengamankan beberapa barang bukti," kata Dodi usai penggerebekan di Kampung Boncos.

Dodi mengatakan, pelaku berinisial SP, HA, M, SA, O, dan RM. Keenam pelaku ditangkap di beberapa tempat terpisah. Pemeriksaan terkait penggunaan narkoba pun dilakukan.

"Sementara belum dipastikan positif pengguna, atau tidak. Nanti akan kami dalami lagi dan akan kami tes urine," kata Dodi.

Baca juga: Lihat Polisi Gerebek Pengedar Narkoba, Warga Kampung Boncos: Biasa Saja, Enggak Kaget

Selain menangkap enam orang, polisi juga menemukan beberapa barang bukti seperti tiga paket kecil sabu siap edar dan juga beberapa bong yang dirakit dengan botol kemasan.

Selain itu, polisi juga menemukan sejumlah kamera pengintai CCTV yang digunakan pelaku di sejumlah titik di Kampung Boncos. Dodi pun mengendus adanya siasat pengedar narkoba untuk menghindari polisi.

"Ditemukan ada CCTV, mungkin, diperkirakan untuk memantau kegiatan-kegiatan kami (polisi)," kata Dodi usai penggerebekan di Kampung Boncos, Rabu (6/7/2022).

Salah satu kamera CCTV ditemukan di kamar indekos yang diduga dihuni oleh pengedar atau bahkan bandar narkoba.

"Posisi CCTV ada di kamar kos-kosan yang sering mereka (pelaku) gunakan di situ. Diduga bandar menyuplai dan menggunakan kosan itu," kata Dodi.

Dodi menambahkan, di kamar indekos tersebut, polisi menemukan paket kecil sabu yang disimpan di dalam kulkas untuk menghilangkan barang bukti.

Baca juga: Bandar Narkoba di Kampung Boncos Pasang CCTV untuk Pantau Pergerakan Polisi

Saat diperiksa, para penghuni di sekitar indekos tersebut mengaku tidak mengenal pemilik rumah itu.

"Indekos sudah diperiksa tapi tidak ada pemilik rumah. Selain itu, tetangga kanan dan kiri juga mengaku enggak kenal," kata Dodi.

Lebih jauh, Dodi mengatakan polisi masih akan mendalami keberadaan kamera pengintai yang digunakan pelaku.

"Ini temuan baru, nanti kami dalami lagi. Misalkan terkait mereka terpusat di mana dan lainnya," kata Dodi.

Goresan mencurigakan

Selagi menggeledah, polisi juga menemukan sejumlah goresan mencurigakan di tembok-tembok di sekitar lahan kosong yang biasa digunakan untuk bertransaksi.

"Penggerebakan ini, kami menemukan ada goresan tanda panah di sejumlah titik," kata Dodi.

Dodi menyebut, goresan tanda panah tersebut mengarah pada kamera CCTV maupun sebuah lobang.

Baca juga: Polisi Temukan Paket Kecil Sabu dan Tumpukan Bekas Alat Hisap Saat Gerebek Kampung Boncos

"Tanda panah itu mengarah ke arah CCTV, ada juga yang mengarah ke lobang penutupnya yang terbuka," kata Dodi.

Ia menduga, petunjuk arah itu digunakan untuk mengarahkan para pengguna maupun pengedar membuang "sampah" narkoba, guna menghilangkan barang bukti.

"Mungkin mereka ada beberapa cara mengamankan barang bukti untuk mengelabui petugas," kata Dodi.

"Mungkin untuk buang barang bukti, lobang tersebut. Jadi kalau ada petugas, dibuang ke situ. Sebagai salah satu kode," imbuh dia.

Hotel 10.000 dirobohkan lagi

Selain menangkap sejumlah pelaku dan mengamankan barang bukti, polisi juga kembali merobohkan beberapa bangunan liar nonpermanen yang dikenal dengan sebutan Hotel 10.000. Bangunan ini biasa digunakan pengguna untuk mengonsumsi narkoba.

Hotel 10.000 terbuat dari kayu dan terpal, juga seng pada atapnya. Gubuk-gubuk tersebut berukuran beragam. Satu gubuk cukup mencolok lantaran berbentuk rumah panggung.

Sedangkan "hotel" lainnya, hanya berupa bangku-bangku beratap terpal di antara puing-puing dan tumpukan sampah.

Baca juga: Kampung Boncos Digerebek Lagi, Polisi Tangkap 6 Pengecer Sabu

"Kami sudah merobohkan empat bangunan liar yang diduga digunakan oleh pengguna narkoba," kata Kapolsek Palmerah AKP Dodi Abdul Rohim usai penggerebekan di Kampung Boncos, Rabu (6/7/2022).

Padahal, setiap Kampung Boncos digerebek, polisi selalu merobohkan bangunan Hotel 10.000. Namun, setiap kali penggerebekan dilakukan, bangunan tersebut selalu berdiri kembali bak jamur.

"Pembeli memakai (sabu) di sini (hotel 10.000). Setiap kami bongkar, satu atau dua hari muncul lagi. Mereka bangun kembali. Ini miris sekali, kita ke sana sudah banyak lagi (bangunannya)," ungkap Dodi.

Atas keadaan ini, Dodi menilai diperlukan gerakan yang lebih besar untuk memberantas peredaran narkoba di Kampung Boncos.

"Jadi harus kita masifkan gerakan ini mungkin tidak hanya kami, kami akan lakukan dengan Polda (Metro Jaya), maka akan besar-besaran di sini. Tapi kami masih menunggu dari pimpinan," harap Dodi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com