"Masyarakat yang terlibat dalam daerah dan aktivitas jahat cenderung saling melindungi. Sehingga, seringkali usaha penangkapan pelaku di daerah tersebut gagal dan sulit dilakukan," ujar Mustofa kepada Kompas.com, Kamis (7/7/2022).
Mustofa menilai hal itu merupakan cara hidup kejahatan yang diwariskan dari satu generasi ke kegenerasi berikutnya. Ia menyebutnya sebagai pewarisan kebudayaan kejahatan atau transmisi kebudayaan.
Selain itu, kawasan yang disebut daerah kejahatan biasanya merupakan daerah yang pelayanan publiknya kurang baik. Sementara itu, warga daerah kriminal yang bukan kriminal cenderung acuh tak acuh terhadap kegiatan kejahatan warga lain di daerah itu.
Baca juga: Lihat Polisi Gerebek Pengedar Narkoba, Warga Kampung Boncos: Biasa Saja, Enggak Kaget
Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala berpandangan hilang timbulnya peredaran narkoba juga disebabkan kampung-kampung tersebut melibatkan komunitas, jadi bukan hanya oleh pihak tertentu saja.
"Sesama anggota komunitas sudah merasakan 'enaknya' uang narkoba. Maka, anggota-anggota komunitas itu saling menutupi atau menghalangi jika ada orang tak dikenal masuk kampung, apalagi polisi," tutur Adrianus.
Adrianus menyebutkan bahkan ada anggota komunitas yang sudah tiga turunan terlibat narkoba, baik sebagai pengedar atau pun pengguna. Dengan kata lain, nilai atau value mereka yang tinggal di wilayah tersebut sudah berubah.
Untuk mengubah nilai yang sudah berubah itu, kata Adrianus, diperlukan counter-value yang kuat melalui upaya yang intensif dan terus-menerus.
Baca juga: Bandar Narkoba di Kampung Boncos Pasang CCTV untuk Pantau Pergerakan Polisi
Adrianus berujar penanaman value saja sering kali tidak cukup. Artinya, harus disertai pula dengan contoh alternatif berusaha yang legal atau pemberian sanksi tegas.
Sayangnya, Adrianus menilai yang seringkali terjadi justru hanya operasi-operasi sporadis atau tidak menentu terhadap kampung-kampung itu. Selain itu, juga tidak ada langkah-langkah langkah konsisten untuk memerangi narkoba.
Hal itu diduga yang membuat kampung narkoba berpeluang muncul kembali meskipun kepolisian terus menggerebek dan merazia wilayah tersebut, termasuk di wilayah kampung narkoba lainnya.
Baca juga: Polisi Temukan Paket Kecil Sabu dan Tumpukan Bekas Alat Hisap Saat Gerebek Kampung Boncos
Polisi beberapa kali melakukan penggerebekan di sejumlah kampung narkoba di Jakarta. Dalam melakukan penggrebekan, tak jarang petugas mendapat perlawanan karena informasi yang bocor. Berikut sejumlah kampung yang kerap jadi tempat transaksi narkoba:
• Kampung Boncos
Kepolisian baru saja menggerebek pelaku peredaran narkoba di Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, pada Rabu (6/7/2022). Kejadian ini pernah terjadi beberapa kali, yang teranyar penggerebekan terjadi pada Februari lalu.
• Kampung Ambon
Polisi kembali melakukan penggerebekan di kampung rawan narkoba, Kampung Ambon, di Komplek Permata, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat pada Selasa (24/5/2022) sore. Sebelumnya, kawasan ini juga sudah beberapa kali digerebek polisi atas kasus yang sama.
Baca juga: Berawal dari Kampung Ambon, Polisi Buru Jaringan Narkoba di Jakarta
• Kampung Bahari
Pada Rabu (9/3/2022), Kampung Bahari digerebek polisi terkait dugaan peredaran narkoba. Sebanyak 700 personel gabungan dikerahkan dalam penggerebekan. Kawasan ini dikenal sebagai wilayah yang menjadi sarang peredaran narkotika.
Baca juga: Usai Penggerebekan, Posko Kampung Tangguh Anti-Narkoba di Kampung Bahari Diresmikan
• Kampung Bali
Kampung Bali di Tanah Abang, Jakarta Pusat, merupakan wilayah yang pernah menjadi sarang narkoba. Ada yang mengatakan dulunya Kampung Bali berasal dari mayoritas penduduk di wilayah itu yang berasal dari Bali.
Namun, wilayah itu kini diklaim sebagai percontohan bagi permukiman yang mampu terbebas dari jerat narkoba.
Baca juga: Kampung Bali, Sarang Narkoba yang Kini Telah Berbenah, Dijadikan Percontohan oleh Kapolda Metro Jaya
(Penulis: Mita Amalia Hapsari, Larissa Huda, Rakhmat Nur Hakim)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.