Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Pembobolan Rumah Kosong di Tanjung Duren, Curi 5 Kg Emas Batangan hingga Pelaku Biayai Anak di Luar Negeri

Kompas.com - 09/07/2022, 07:58 WIB
Sania Mashabi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah di kawasan Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, dirampok saat ditinggal penghuninya pada Minggu (3/7/2022) menjelang siang.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Joko Dwi Harsono mengatakan, tiga orang pelaku diringkus polisi.

"Yang ditangkap tiga orang berinisial S alias Y, AM alias R, dan BW alias T," kata Joko kepada wartawan, Jumat (8/7/2022).

Baca juga: Polisi Tangkap 3 Pembobol Rumah Kosong di Tanjung Duren

Sementara satu pelaku bernama Siswanto masih diburu dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Joko menduga, Siswanto merupakan otak aksi pembobolan rumah mewah tersebut. Sebab, Siswanto diduga sudah berpengalaman.

"Kemungkinan dia otaknya, karena sudah berpengelaman ya, pernah melakukan sebelumnya. Sepertinya residivis," kata Joko.

Joko mengatakan, dalam peristiwa itu korban mengalami kerugian lebih dari Rp 5 miliar. Sebab, pelaku berhasil menggondol emas batangan seberat 5 kilogram.

Baca juga: Rumah Kosong di Tanjung Duren Dibobol Maling, 5 Kilogram Emas Batangan Raib

"Barang yang diambil paling menonjol itu emas yang beratnya sampai 5 kilogram. Emasnya disimpan di brankas, brankasnya dibawa se-brankas-brankasnya," kata Joko.

Selain emas, pelaku juga mengambil uang tunai hingga sertifikat berharga.

"Ada uang yang diambil selain emas. Selain itu, sertifikat-sertifikat seperti surat tanah dan surat berharga lainnya," kata Joko.

Joko menjelaskan, sebelum beraksi, pelaku terlebih dahulu memantau target rumah yang akan dibobol.

Baca juga: Pembobol Rumah Mewah di Tanjung Duren Pantau Target Sejak Lama hingga Ngontrak di Lingkungan Sekitar

"Jadi modusnya, pelaku memang sudah survei rumah, bahkan pelaku sampai mengontrak rumah di sekitar sini. Lalu dia bolak-balik ke lokasi untuk memastikan bahwa ini rumah kosong," imbuh dia.

Pelaku kemudian memulai aksi dengan meloncati pagar rumah tersebut. Namun, polisi menyadari bahwa pelaku meninggalkan jejak sepatu.

"Karena dia naik lewat pagar, itu ada jejak tapak sepatu sneakers. Kami cocokin sama," kata Joko.

Tinggal di sekitar target

Joko mengatakan, pelaku diduga sudah merencanakan aksinya sejak jauh-jauh hari sebelum mereka beraksi di "waktu yang tepat".

Bahkan, pelaku sampai mengontrak di sekitar lingkungan target.

"Jadi modusnya, pelaku memang sudah survey rumah, bahkan pelaku sampai mengontrak rumah di sekitar sini. Lalu dia bolak-balik ke lokasi untuk memastikan bahwa ini rumah kosong," ujarnya.

Selain itu, Joko menjelaskan, emas batangan curian tersebut telah dijual pelaku. Sedangkan, hasil penjualannya dibagi-bagi dan dibelikan harta benda.

Baca juga: Pembobol Rumsong Gunakan Hasil Curian 5 Kg Emas untuk Beli Rumah hingga Biayai Anak Sekolah di Luar Negeri

"Barang hasil curian emas dijual dam dibagi-bagi. Hasilnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar utang," kata Joko.

"Tapi ada pelaku yang sampai membelikan sebuah rumah di daerah Bekasi, Jawa Barat, dan mengirimkan uang untuk anaknya yang sekolah di luar negeri," imbuh dia.

Sementara, untuk surat-surat berharga, alih-alih dijual, pelaku justru membuangnya.

"Kalau sertifikat mereka buang. Karena susah menjualnya, sebab akan ketahuan," ujar Joko.

Dari bagi hasil antar pelaku, Joko menyebut pelaku Siswanto yang dalam pencarian mendapat jatah bagi hasil terbanyak di antara kelompok pencuri tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com