Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Terlalu Tinggi, Anies Baswedan Turunkan NJOP di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 11/07/2022, 21:49 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut telah menurunkan nilai jual objek pajak (NJOP) di Kepulauan Seribu.

Hal itu diungkap oleh Bupati Kepulauan Seribu Junaedi, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (11/7/2022).

NJOP diturunkan usai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu bersurat kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta soal NJOP di Kepulauan Seribu.

Baca juga: 16 Pihak di Kepulauan Seribu Belum Serahkan Kewajiban Sebagai Pemegang SIPPT, Bupati: Sudah Bertahun-tahun

"Pertama, kami bersurat ke Pak Gubernur (Anies) bagaimana pulau tersebut kami turunkan NJOP-nya," ungkap Junaedi.

"Alhamdulillah beliau menyetujui penurunan-penurunan dari pada NJOP pulau," sambung dia.

Namun, Junaedi belum mengungkapkan nilai NJOP yang diturunkan.

Penurunan itu diajukan karena NJOP di Kepulauan Seribu naik 1.000 persen sejak 2016.

Akibatnya, sebanyak 16 pihak belum menyerahkan kewajiban masing-masing sebagai pemegang Surat Izin Penunjukkan Penggunaan Tanah (SIPPT).

Baca juga: Bupati Kepulauan Seribu: Pulau Panjang Lebih Murah Dicapai dengan Helikopter Ketimbang Kapal

Junaedi menyatakan, mereka belum menyerahkan 40 persen lahan masing-masing kepada Pemkab Kepulauan Seribu.

Sebelum diserahkan, belasan pihak itu wajib membuat sertifikat atas seluruh lahan masing-masing.

Kenaikan NJOP hingga 1.000 persen itu lah yang menyebabkan ke-16 pihak tersebut masih belum menyerahkan 40 persen lahan masing-masing.

"Sebelum diserahkan ke pemerintah daerah yang 40 persen, semua luasan (lahan) itu harus disertifikatkan," ujar Junaedi.

"Sementara, NJOP-nya kemarin hampir 1.000 persen naiknya. Ketika mau memproses, mahal dalam biaya penyertifikatan," sambung dia.

Baca juga: Bupati Kepulauan Seribu Jelaskan Fungsi Helipad di Pulau Panjang Selama Ini...

Selain menurunkan NJOP, Pemkab Kepulauan Seribu menginginkan agar ke-16 pihak itu bisa membuat sertifikat atas 40 persen lahan masing-masing terlebih dahulu.

Permintaan itu ia tujukan kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Saya menginginkan bagaimana yang 40 persen dulu disertifikatkan, jangan seluruhnya. Itu yang saya harapkan ke bpn, untuk percepatan," ucap Junaedi.

Dengan penurunan NJOP, ia berharap 16 pihak itu bisa segera membangun pulau yang mereka miliki masing-masing.

Pembangunan itu diharapkan bisa menyerap tenaga kerja.

Baca juga: Pelajar di Bekasi Bisa Dapat Subsidi Sekolah Gratis di SMP Swasta

"Saat ini alhamdulillah ada penurunan NJOP. Harapannya mereka (16 pihak) bisa membangun (pulaunya). Dari memangun pulau, mereka kan menyerap tenaga kerja, ada yang bekerja di pulau-pulau itu," tutur Junaedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya 'Reschedule' Jadwal Keberangkatan

Puas Mudik Naik Kereta, Pemudik Soroti Mudahnya "Reschedule" Jadwal Keberangkatan

Megapolitan
Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Megapolitan
Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com