JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan petugas gabungan merelokasi ratusan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, pada Senin (11/7/2022).
Para PKL kawasan Kota Tua memiliki dua pilihan lokasi binaan (lokbin), yakni kawasan Kota Intan yang dikelola Pemerintah Kota Jakarta Barat dan Gedung Cipta Niaga yang dikelola swasta.
Meski rencana relokasi sudah menjadi bahan diskusi sejak beberapa bulan lalu, sejumlah pedagang mengeluhkan rencana itu.
Baca juga: Ratusan PKL Kota Tua Dipindah ke Kawasan Kota Intan dan Cipta Niaga
Salah satu pedagang, Ahmad (30) mengaku berkeberatan dengan relokasi tersebut. Pasalnya, tempat relokasi yang disediakan, harus membuatnya merogoh kocek lebih untuk sewa tempat.
"Soalnya disuruh bayar kalau enggak salah, uang mukanya Rp 2 juta, biaya perbulannya Rp 1,5 juta, dan kebersihannya Rp 4.000 per hari," kata Ahmad usai diminta memindahkan barang dagangannya oleh petugas Satpol PP di Kota Tua Jakarta, Senin.
Selain soal biaya, kekhawatiran terbesarnya adalah dua lokasi lokbin tersebut masih sepi. Ia ragu dapat menjual dagangannya selaris di lokasi sebelumnya, yakni di pintu masuk Kota Tua di jalan trotoar samping Gedung Mandiri.
"Masalahnya, tempatnya sepi, dua-duanya sepi. Mana ada yang mau ke sini, kan tempat wisatanya di sana," kata Ahmad yang sudah berdagang sejak 2016.
Baca juga: Ratusan PKL di Kawasan Kota Tua Direlokasi ke Lokasi Binaan, Tidak Ada Perlawanan
"Saya enggak begitu masalah kalau bayar, tapi kalau sepi, pemasukan saya pun bisa jadi tidak akan cukup buat bayar sewa lapak," imbuh dia.
Ahmad mengaku belum mendaftar sewa lapak di dua lokasi binaan itu. Ia mengatakan masih akan memantau trafik pengunjung yang mampir di masing-masing lokasi.
"Kalau sekarang, masih kucing-kucingan dulu dengan petugas. Sembari mantau lokasi-lokasi itu ramai atau enggak," kata Ahmad.
Jika kedua relokasi dianggapnya sepi dan tidak sepadan, Ahmad berencana untuk tidak berjualan dengan menetap di kawasan Kota Tua lagi. Melainkan, ia akan berdagang berkeliling.
Sementara Rizal (50), pedagang pakaian di lokasi binaan Kota Intan, mengakui sepinya tempat relokasi tersebut. Ia menyebut Kota Intan berada cukup jauh dari pusat wisata.
"Bedanya di sana (lokasi PKL lama) ramai, dijamin pembeli, karena kan memang aksesnya Kota Tua di sana. Kalau di sini kan nunggu bus (pengunjung) datang (parkir), kalau enggak ada bus yang datang, ya sepi," ujar Rizal, Senin.
"Pengelola sudah bagus, cuma memang pengunjungnya saja yang enggak ada. Kalau pengelolaannya bagus, cuma pengunjungnya saja yang enggak ada," kata Rizal.
Rizal mengatakan, sejak berjualan di Kota Intan beberapa waktu lalu, omzet penjualannya menurun drastis.