Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Elpiji Naik, Agen: Pembeli Mengeluh Biaya Dapur Nambah, Banyak yang Beralih Pakai Gas Subsidi

Kompas.com - 12/07/2022, 14:48 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - PT Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga menaikkan harga elpiji atau LPG pada Minggu (10/7/2022).

Kenaikan harga itu berdampak pada penjualan gas di salah satu agen di wilayah Tugu, Cimanggis, Depok.

Sebab, para pembeli elpiji 12 kilogram maupun 5,5 kilogram mulai beralih ke gas bersubsidi.

Pemilik agen bernama Andri menduga, para pembeli beralih ke gas subsidi 3 kilogram karena kenaikan harga gas nonsubsidi yang ditetapkan Pertamina tak dapat dijangkau oleh masyarakat.

"Banyak yang pada mengeluh karena biaya dapurnya nambah. Malah sekarang kebanyakan orang jadi pakai yang gas 3 kilogram (subsidi)," kata Andri saat ditemui Kompas.com, Selasa (12/7/2022).

Baca juga: Harga Elpiji Naik Lagi, Agen Gas Jadi Sasaran Protes Pembeli

Andri mengatakan, imbas kenaikan harga, penjualan elpiji nonsubsidi menjadi turun.

"Sudah ada (yang beli gas nonsubsidi). Tapi kalau baru-baru kenaikan harga, pembeli menurun. Namun, kalau harganya sudah normal pasti beralih lagi ke gas 12 kilogram atau 5,5 kilogram," kata Andri.

Meskipun demikian, Andri mengaku tak merasa khawatir akan kenaikan harga gas nonsubisi. Sebab, gas merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

"Mesti harganya naik ya enggak apa-apa karena mereka butuh juga kan, mau bagaimana lagi," imbuh dia.

Baca juga: Pertamina Yakin Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Tidak Picu Migrasi ke Ukuran 3 Kg

Lebih lanjut, Andri mengatakan, harga elpiji 12 kilogram kini menjadi Rp 230.000 dari sebelumnya Rp 200.000.

Sementara itu, elpiji 5,5 kilogram dijual dengan harga Rp 110.000 dari sebelumnya Rp 95.000.

"Kalau gas elpiji 3 kilogram enggak naik," tambah Andri.

Adapun PT Pertamina Patra Niaga kembali menaikkan harga elpiji mulai 10 Juli 2022.

Harga elpiji atau LPG yang naik adalah ukuran 5,5 kg dan 12 kg alias elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas. Harga elpiji Bright Gas naik sekitar Rp 2.000 per kilogram.

Adapun harga elpiji 3 kg masih tetap karena mendapat subsidi pemerintah. 

Baca juga: Kenapa Harga Elpiji Semakin Mahal, Sementara Ekonomi Keluarga Menurun

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, harga elpiji nonsubsidi naik karena mengikuti perkembangan harga minyak dan gas dunia.

Pada Juni 2022, harga elpiji berdasarkan Contract Price Aramco (CPA) menyentuh angka 725 dollar AS per metrik ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen jika dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun 2021.

Pertamina menyatakan, porsi produk elpiji nonsubsidi hanya enam persen dari total komposisi elpiji nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com