Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Indah Nongkrong dan Ngamen di Dukuh Atas, Pakai Uangnya untuk Beli Outfit ala Jeje...

Kompas.com - 13/07/2022, 07:43 WIB
Reza Agustian,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, Kawasan Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya dekat Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, ramai dikunjungi para remaja asal Citayam, Bojonggede dan sekitarnya untuk menongkrong.

Ramainya kawasan Dukuh Atas ini dimanfaatkan oleh Indah, remaja asal Tanah Abang untuk sekadar nongkrong sekaligus mencari uang melalui mengamen.

"Kalau siang sih ngamen, dari siang sampai malam sudah semingguan ngamen di sini," ujar Indah saat ditemui di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas.

Semenjak ramainya kawasan Dukuh Atas di media sosial, kata Indah, penghasilannya sebagai pengamen pun turut meningkat.

Ia mengatakan bahwa dalam satu hari pendapatannya melalui mengamen bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

Baca juga: Satpol PP Tempatkan Posko Penjagaan di Dukuh Atas Seiring Ramainya Remaja Citayam yang Nongkrong

"(Pendapatan) sampai Rp 250.000, meningkat, kalau sepi dapat Rp 150.000," katanya.

Selain untuk mendapatkan membantu kedua orang tuanya untuk membayar sewa kontrakan, ujar Indah, penghasilannya tersebut ditabung untuk membeli pakaian sesuai dengan yang sedang tren dikalangan remaja yang nongkrong di Dukuh Atas.

Indah menambahkan, bahwa ia terinspirasi dengan gaya berbusana salah satu remaja yang sedang viral di media sosial yakni Jeje.

"(Jeje) kalau pakai baju enggak pernah salah, selalu pas dengan badannya, outfitnya keren, jadi aku tertarik mau ikut outfitnya," kata Indah.

Selain untuk mengamen, Indah juga sama dengan remaja lainnya biasa menghabiskan waktu untuk nongkrong di kawasan Dukuh Atas itu.

Indah mengatakan, banyaknya remaja yang melakukan aktivitas di kawasan Dukuh Atas ini membuatnya betah berlama-lama nongkrong di tengah pusat Ibu Kota tersebut.

"Senang soalnya banyak cowo-cowo, soalnya penampilannya keren," ucap Indah sambil tertawa.

Baca juga: Sudin LH Tak Sediakan Tempat Sampah di Dukuh Atas yang Jadi Tongkrongan Remaja, Ini Alasannya

Di wawancarai terpisah, remaja bernama Nova mengaku datang ke kawasan Dukuh Atas untuk mengisi waktu libur sekolahnya.

"Kalau di Tangerang masuk minggu depan (18/7/2022), jadi saya ke sini untuk cuci mata," kata Nova.

Remaja yang datang dari Cipondoh, Kota Tangerang itu sudah lima kali mampir ke kawasan Dukuh Atas untuk nongkrong.

Ia mengatakan, sambil nongkrong ia juga menghabiskan waktu di kawasan tersebut untuk berfoto-foto serta membuat konten di media sosial.

"Untuk foto-foto sih jelas, karena banyak gedung bagus untuk konten," ujarnya.

Sebagai informasi, rombongan remaja asal Citayam dan sekitarnya belakangan menyita perhatian publik.

Mereka kerap menongkrong sembari membuat konten media sosial Tiktok di sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kebon Melati Muhamad Alfarabi mengatakan, anak-anak itu mengetahui tempat nongkrong di Stasiun MRT Dukuh Atas karena mereka dulu pernah tinggal di wilayah Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pihak kelurahan mendapatkan cerita itu dari Ketua RW 007 Kelurahan Kebon Melati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com