JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut menggunakan Jakarta International Stadium (JIS) untuk kepentingan politik menuju pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Hal itu dinyatakan Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, yang berpendapat bahwa JIS tak digunakan sebagaimana mestinya sebuah stadion.
"Iya, memang JIS itu kan dijadikan ganggangnya atau stadion politiknya Pak Anies menyongsong (pilpres) 2024. Itu (JIS) memang stadion politiknya Pak Anies," ucapnya kepada awak media, Rabu (13/7/2022).
Ia menyatakan, JIS tidak digunakan sebagaimana mestinya sebuah stadion karena dipakai untuk menggelar shalat Idul Adha, pada 10 Juli 2022.
Baca juga: Anies Pakai JIS sebagai Lokasi Shalat Id, PDI-P DPRD DKI: Boleh, tapi Enggak Elok
Tak hanya itu, stadion yang terletak di Jakarta Utara tersebut juga dipakai untuk menggelar Shalat Idul Fitri 2022.
Padahal, sejatinya sebuah stadion digunakan untuk berolahraga, terkhusus sepak bola.
"Acuan awal pembangunan stadion itu (JIS) untuk pengembangan olahraga, khususnya sepak bola. Betul enggak? Tapi apa yang terjadi sekarang?" paparnya.
Baca juga: BERITA FOTO: Ribuan Umat Muslim Laksanakan Shalat Idul Adha di JIS
"Yang terjadi sekarang, (JIS) dipakai olahraga tidak, tapi dipakai shalat Id. Apakah boleh? Boleh, tapi kan enggak elok," sambung dia.
Gembong menyatakan, jika ingin membangun tempat ibadah berkapasitas besar, Anies seharusnya membuat masjid besar selama masa baktinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau Pak Anies punya keinginan untuk membangun tempat ibadah yang punya daya tampung besar, kenapa selama ini lima tahun (masa jabatan) tidak membangun masjid yang besar? Logikanya kan gitu saja," paparnya.
Dalam kesempatan itu, ia bahkan menyinggung soal aparatur sipil negara (ASN) yang diwajibkan untuk Shalat Idul Fitri 2022 di JIS.
Baca juga: Anies Ucapkan Terima Kasih kepada Jemaah Shalat Idul Adha di JIS
Gembong menilai, diwajibkannya ASN untuk Shalat Idul Fitri merupakan hal yang tidak pas untuk dilakukan.
Sebab, beribadah merupakan hal yang personal bagi siapa pun.
"Kalau Shalat Idul Fitri kemarin, kan instruksi, ASN harus (shalat di JIS). Ada presensinya," sebutnya.
"Namanya shalat aja ada instruksi, kan enggak pas juga. Kan hal yang sangat pribadi, tapi itu sudah ada instruksi," imbuh Gembong.
Baca juga: Ketika Anies Banggakan Keberhasilan Formula E Jakarta, Paparkan Dampak Ekonomi Rp 2,6 Triliun