Sementara itu, Y dan I juga mengaku mendapatkan paket narkoba senilai Rp 10 miliar tersebut dari seseorang berinisial N (45). Mereka mengaku mengantar narkoba atas perintah dari N.
"Berdasarkan pengakuan, mereka disuruh oleh N. Langsung kami amankan N yang saat itu berada di Lampung," lanjut Pasma.
Setelah ditangkap, N mengaku mendapatkan narkoba jenis sabu dari seseorang berinisial S yang ia temui di Pekanbaru, Riau.
"N mengaku mendapatkan sabu ini dari S. S juga disebut mendapatkan dari A. Ini sudah kami terbitkan dalam daftar pencarian orang terhadap keduanya," ujar Pasma.
Pasma menyebut, jika pengiriman paket narkoba itu berhasil, N, Y, dan I, dijanjikan akan mendapat total upah Rp 20 juta per kilogram paket yang dikirim.
Sehingga, ketiganya mendapat total Rp 190 juta yang dibagi-dibagi di antara mereka.
"Jadi dengan hasil pengiriman paket sabu tersebut, mereka diupah Rp 20 juta per kilogram sabu. Rencananya, total uang itu akan dibagi-bagi di antara mereka bertiga," kata Pasma
Kepada polisi, kedua kurir mengaku tergiur upah besar demi melunasi utang-utang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Uangnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan membayar utang mereka," lanjut Pasma.
Atas perbuatannya, ketiga pelaku disangkakan Pasal 114 Ayat 2, Pasal 112 Ayat 2 Jo Pasal 132 Ayat 1 UU 35 tahun 2009 dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Akmal menambahkan, narkoba tersebut dibawa dari Pekanbaru untuk diedarkan di Jakarta.
Akmal mengatakan, bisa saja paket sabu tersebut akan disalurkan ke kampung rawan peredaran narkoba seperti Kampung Ambon dan Kampung Boncos di Jakarta Barat.
"Tidak menutup kemungkinan mereka drop ke Kampung Boncos maupun Kampung Ambon," kata Akmal di Mapolres Jakarta Barat, Kamis (14/7/2022).
Akmal menilai, narkoba jenis sabu seberat 9.544 gram termasuk dalam kuantitas yang besar, dan bisa saja dipersiapkan untuk disebar di sejumlah titik di Jakarta.
"Karena jaringan ini lumayan besar, dengan barang bukti sedemikian banyak, bukan tak mungkin mereka sebar di Jakarta," jelas Akmal.
Selain itu, ia juga menduga bahwa ada ibu-ibu lainnya yang direkrut untuk menjadi kurir narkoba.
"Ada kemungkinan (ibu-ibu lain direkrut), karena mereka ini jaringan. Tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak lain yang terlibat," kata Akmal.
Akmal mengakui, jaringan narkoba memiliki seribu akal dengan menciptakan modus-modus baru lainnya untuk mengelabui petugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.