Seno mengaku sempat menegur sekuriti karena tak menayakan alasan kedatangan sejumlah anggota Polri ke rumah Ferdy Sambo.
Namun, kata Seno, sekuriti itu mengaku takut dan khawatir salah apabila menanyakannya.
"Memang satpam juga saya tanya, 'kamu kok tidak mau periksa?'. Mereka takut salah. Jadi dia juga takut," ucap Seno.
Baca juga: Polri Akan Usut Dugaan Wartawan Diintimidasi Saat Meliput di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Seno tak mengetahui pasti waktu jenazah Brigadir J dibawa oleh polisi dari dalam rumah Ferdy Sambo, termasuk kedatangan ambulans.
"Tidak tahu (proses membawa jenazah terekam CCTV atau tidak). Ambulans datang ke sini juga saya tidak nangkap. Tidak tahu (jenazah Brigadir J) dibawa pakai apa," kata Seno.
Seno mengaku merasa tersinggung dengan peristiwa baku tembak yang tak dilaporkan dan kedatangan sejumlah polisi tanpa seizinnya.
"Tidak ada (laporan), belum ada. Bahwa dia (Polri) datang ke sini melakukan pemeriksaan, itu istilahnya kulo nuwun juga tidak ada sama sekali," ucap Seno.
Kemarahan Seno memuncak setelah mengetahui bahwa beberapa polisi juga mengganti dekoder kamera CCTV yang berada di pos sekuriti kompleks perumahan tersebut.
Menurut Seno, proses penggantian dekoder itu juga dilakukan tanpa seizinnya. Ia lagi-lagi mengetahui itu atas laporan dari sekuriti.
"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, tapi alat (dekoder) CCTV yang di pos. Itu (diganti) hari Sabtu, saya tahu hari Senin. Iya (polisi) tidak pakai seragam," kata Seno.
Seno mengatakan, ia tidak mengetahui pasti alasan polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang posisinya berada di pos kompleks Polri tersebut.
"Sampai sekarang saya ketemu aja (polisi yang mengganti) juga tidak. Terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini jenderal loh, meskipun RT," ucap Seno.
Satu hari setelahnya atau Minggu (10/7/2022), tidak diketahui pasti peristiwa yang terjadi di rumah Ferdy Sambo. Namun saat itu jenazah Brigadir J diketahui sudah tiba di rumah duka di Jambi.
Jenazah Brigadir J juga sudah diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Tiga hari setelah kejadian itu, Polisi baru mengungkap kasus baku tembak antara dua ajudan Ferdy Sambo yakni, Brigadir J dan Bharada E.