Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembobolan Rumah Mewah di Tanjung Duren, Brankas Berisi Emas 5 Kg Raib

Kompas.com - 15/07/2022, 09:35 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah rumah mewah di kawasan Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, dirampok saat ditinggal penghuninya pada Minggu (3/7/2022) siang.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Joko Dwi Harsono menceritakan kejadian bermula ketika asisten rumah tangga mendapati rumah dalam keadaan tidak terkunci.

"Rumah tersebut ditemukan sudah tidak terkunci dan sebuah brankas di rumah telah hilang. Rumah sudah dijebol saat ditinggal pergi oleh pemiliknya," kata Joko di Mapolres Jakarta Barat, Kamis (14/7/2022).

Di dalam brankas rumah tersebut, pemilik rumah mengaku memiliki sejumlah barang berharga.

Baca juga: Polisi Tangkap 3 Pembobol Rumah Kosong di Tanjung Duren

"Dalam brankas tersebut terdapat barang-barang berharga, uang tunai mata uang asing, ada perhiasan, kemudian juga ada logam mulia, surat-surat berharga, yang jika ditotal kerugiannya mencapai sekitar Rp 5 miliar," ungkap Joko.

Pemilik rumah langsung bergegas melaporkan kejadian pembobolan dan pencurian ini kepada kepolisian setempat.

Dalam penyelidikan di lokasi kejadian, polisi menemukan jejak alas kaki yang diduga ditinggalkan pelaku di rumah tersebut.

Baca juga: Jejak Alas Kaki Pelaku jadi Petunjuk Ungkap Kasus Pembobolan Rumah Mewah di Tanjung Duren

"Dalam penyelidikan, kami menemukan jejak-jejak alas kaki yang mereka tinggalkan di tempat kejadian perkara," kata Joko.

"Pelaku naik lewat pagar, itu ada jejak tapak sepatu sneakers. Kami cocokkan sama rekaman CCTV. Ternyata sama nih dari jenis jejaknya. Jadi kami yakin kalau mereka orang yang pernah melakukan," kata Joko.

Selain itu, salah satu penyidik mengatakan bahwa polisi mencocokkan sidik jari yang ditemukan pada sejumlah benda di rumah tersebut dengan database kepolisian.

Pelaku residivis

Dari investigasi yang dilakukan, polisi pun menangkap tiga pelaku pembobolan. Sementara satu pelaku bernama Siswanto masih diburu dan masuk daftar pencarian orang (DPO).

"Yang ditangkap tiga orang berinisial S alias Y, AM alias R, dan BW alias T," kata Joko.

Joko menyebut keempat pelaku merupakan pemain lama yang memiliki keahkian di pembobolan rumah kosong. Keempatnya juga pernah dipenjara terkait kasus serupa.

Baca juga: Pembobol Rumah Mewah di Tanjung Duren Pantau Target Sejak Lama hingga Ngontrak di Lingkungan Sekitar

Selain itu, Joko menduga Siswanto merupakan otak aksi pembobolan rumah mewah tersebut.

"Kemungkinan dia otaknya, karena sudah berpengelaman ya, pernah melakukan sebelumnya," kata Jok

Saat pelaku ditangkap, kata Joko, emas batangan curian tersebut telah dijual. Sedangkan, hasil penjualannya dibagi-bagi dan dibelikan harta benda oleh komplotan ini.

"Hasilnya dibelikan kendaraan, rumah dan juga digunakan pelaku untuk membiayai keluarganya," kata dia.

Baca juga: Fakta-fakta Pembobolan Rumah Kosong di Tanjung Duren, Curi 5 Kg Emas Batangan hingga Pelaku Biayai Anak di Luar Negeri

"Tapi ada pelaku yang sampai membelikan sebuah rumah di daerah Bekasi, Jawa Barat, dan mengirimkan uang untuk anaknya yang sekolah di luar negeri," kata dia.

Sedangkan untuk surat-surat berharga, bukannya dijual, justru dibuang oleh pelaku lantaran susah menjualnya.

"Kalau sertifikat mereka buang. Karena susah menjualnya, sebab akan ketahuan," ujar Joko.

Polisi juga mendapatkan barang bukti berupa linggis yang digunakan untuk membobol rumah.

Strategi pelaku

Joko menjelaskan, pelaku menyusun strategi sebelum mengeksekusi rumah kosong tersebut. Pelaku disebut sempat mengontrak di daerah sekitar selama beberapa minggu sebelum beraksi untuk memantau situasi.

"Mereka survei dulu ke rumahnya, bahkan mereka sempet mengontrak kemudian mencari lokasi yang aman. Setiap hari main ke sana, mengamati target yang akan dicuri atau target rumah yang mau digasak," jelas Joko.

Joko menyebut saat mencuri, pelaku mengaku tidak mengrtahui jika di dalam brankas tersebut terdapat emas seberat 5 kilogram.

"Mereka enggak tahu kalau ada emas, yang mereka ambil brankasnya saja. Kemudian diketahui bahwa di dalam brankasnya ada emas," ungkap Joko.

Atas kejadian tersebut, Joko pun mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada ketinggal meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.

"Kalau mau meninggalkan rumah, baiknua laporkan kepada masyarakat tempat baik RT, RW, maupun tetangga. Inilah gunanya hubungan yang erat antar sesama tetangga sehingga saling menjaga," ungkap Joko.

Adapun ketiga pelaku disangkakan Pasal 363 Ayat 4 dan Ayat 5 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com