Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukiman Warga Cilandak Timur Kerap Banjir karena Tak Ada Turap, Ketua RT: Sudah 3 Kali Diajukan ke Pemprov DKI

Kompas.com - 16/07/2022, 15:43 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Permukiman warga RT 09 RW 03 di Jalan NIS, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kerap dilanda banjir akibat tak ada turap yang membatasi Kali Krukut.

Ketua RT 09 Jayadi mengatakan, permohonan dari warga untuk pembuatan turap sebelumnya telah dilayangkan ke tingkat Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan hingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Permohonan pembuatan turap itu setidaknya sudah diajukan sebanyak tiga kali, terakhir pada tahun 2017.

Baca juga: Permukimannya Kerap Kebanjiran, Warga Cilandak Timur Sebut karena Tak Ada Turap

"Sudah diajukan ke Pemprov DKI Jakarta langsung. Sudah tiga kali 2012, 2015, dan terakhir 2017," kata Jayadi saat dikonfirmasi pada Sabtu (16/7/2022).

Selama ini, kata dia, pemerintah hanya menangani banjir dengan mengeruk lumpur di Kali Krukut yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumah warga.

"Iya, selama ini cuma mengeruk-mengeruk lumpur saja. Sedangkan kalau proses pengerukan itu kan nanti lumpur datang lagi," kata Jayadi.

Selain itu, kata Jayadi, Kali Krukut yang berada di sekitar Jalan NIS memiliki ukuran lebar berbeda-beda sehingga menghambat aliran air.

"Dari mulai lebar enam meter, terus di bagian ujung ada yang lebar tidak sampai empat meter," imbuh dia.

Baca juga: Update Banjir Jakarta: 83 RT Masih Terendam Banjir, Tertinggi 2 Meter

Sebelumnya, warga mengeluhkan permukimannya kerap dilanda banjir yang diduga disebabkan tidak adanya turap yang menjadi pembatas Kali Krukut.

Terbaru, banjir yang disebabkan dari luapan air Kali Krukut itu terjadi pada Jumat (15/7/2022) malam sampai dengan Sabtu pagi.

Banjir yang terjadi pada Jumat malam itu dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter dan baru berangsur surut pada Sabtu siang.

"Iya begitu saja (tidak ada turap). Jadi langsung kali," kata Sabar, warga setempat, saat ditemui di lokasi, Sabtu.

Menurut Sabar, banjir semakin parah di permukiman warga Jalan NIS setelah adanya tembok perumahan yang belum lama ini bangun.

Baca juga: Rumah Warga Terendam Banjir Saat Hendak Gelar Pesta Khitanan, Tetangga Gotong Royong Kuras Genangan Air

Padahal, kata Sabar, sebelum adanya perumahan tersebut, luapan air Kali Krukut seusai diguyur hujan lebat akan mengalir ke kawasan itu.

"Kalau dulu sebelum ada perumahan air mengalir ke lahan itu. Karena sudah ditembok, air larinya (mengalirnya) ke warga sini," kata Sabar.

Sabar mengatakan, banjir terparah yang dialami selama tinggal di Jalan NIS terjadi pada sekitar tahun 2006 dan awal 2020.

Musibah banjir pada tahun tersebut membuat warga harus mengungsi hingga beberapa hari di tempat yang posisinya lebih tinggi.

Baca juga: Selain Hujan Deras, Luapan 3 Sungai Jadi Penyebab Banjir di 19 Titik di Tangerang

"Jadi sudah sering banget merasakan banjir. Kalau ada normalisasi dengan pembayaran sesuai boleh juga. Tapi, saya ikut rumah-rumah depan dekat jalan saja," kata Sabar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Terpeleset Saat Mandi di Sungai Citarum, Jasad Nelayan Muaragembong Ditemukan Mengapung di Kepulauan Seribu

Terpeleset Saat Mandi di Sungai Citarum, Jasad Nelayan Muaragembong Ditemukan Mengapung di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Kematian Tragis Perempuan di Pulau Pari Terungkap, Ternyata Dibunuh 'Pelanggannya' Sendiri

Kematian Tragis Perempuan di Pulau Pari Terungkap, Ternyata Dibunuh "Pelanggannya" Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com