Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Ada Kecurangan PPDB, Massa Berunjuk Rasa di Depan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Tangerang

Kompas.com - 21/07/2022, 16:12 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekumpulan massa melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Cabang Dindik (KCD) Kota Tangerang pada Kamis (21/7/2022) karena ada dugaan kecurangan dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Puluhan orang tampak hadir di depan KCD sejak pukul 11.00 WIB sembari membawa sejumlah atribut dari kertas karton yang bertuliskan curahan hati mereka.

Di antaranya bertuliskan, "PPDB pendidikan hak dasar rakyat, kebiadaban luar biasa jika masih diembat". Selain itu, juga ada tulisan "Emang PPDB open BO bisa dipesan?".

"Kami melakukan aksi dalam hal terkait pelaksanaan PPDB 2022-2023 yang terkesan banyak indikasi diduga kecurangan," ujar Koordinator aksi Hilman Harahap di lokasi, Kamis.

Ia mencontohkan, salah satu sekolah yang diduga terjadi praktik kecurangan PPDB adalah SMAN 13 Kota Tangerang.

Baca juga: Mengenal Sosok Kurwanto, Iron Man Penyelamat Korban dalam Kecelakaan di Cibubur

Hilman mengatakan, ada sekitar 13 calon siswa yang tidak diterima di sekolah tersebut.

Padahal, kata dia, bobot nilai siswa-siswa tersebut memenuhi syarat masuk melalui jalur prestasi.

"Seharusnya itu layak untuk diterima di sekolah tersebut," lanjut Hilman.

Setelah berdemo, perwakilan massa aksi pun melakukan audiensi dengan Kepala Kantor Cabang Dindik Banten Wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan Suryadi.

Dikonfirmasi di lokasi yang sama, Suryadi mengaku mengapresiasi aksi yang dilakukan aliansi lembaga swadaya masyarakat peduli pendidikan tersebut.

Baca juga: Roy Suryo: Saya Diteror dan Difitnah Dipecat dari Keluarga Keraton

Langkah yang dilakukan perwakilan aksi demo dianggap sebagai bentuk kontrol yang dilakukan masyarakat terhadap dunia pendidikan.

"Untuk masalah PPDB ujung-ujungnya diterima dan tidak diterima. Kaitan dengan diterima dan tidak diterima sampai kapanpun yang tidak diterima tidak akan puas," kata Suryadi.

Ia menilai, beberapa yang tidak diterima itu kemungkinan terjadi karena keterbatasan kuota siswa yang diterima di sekolah negeri melalui jalur PPDB.

"Makanya kita mencoba mendorong membiayai peserta kita yang berada di swasta. Dan insha Allah saya sendiri akan menindaklanjuti harapan dari teman-teman semua," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com