JAKARTA, KOMPAS.com - R (15), warga Jatiasih, Bekasi, dikurung dan kakinya dirantai oleh kedua orangtuanya karena kerap menghabiskan makanan di rumah.
Pengakuan itu disampaikan kedua orangtua R kepada Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Bekasi Raya Frans Sondang Sitorus.
"Tadi saya sempat ngobrol dengan orangtua katanya mereka bilang, anak ini sering menghabiskan makanan, itu yang pertama," kata Frans di Polres Metro Bekasi Kota, dilansir dari Tribun Jakarta, Jumat (22/7/2022).
"Karena jatah orangtua diambil begitu, bahkan tadi ada laporan takutnya mengambil makanan tetangga jadi mereka (orangtua) mengikat," sambung Frans.
Baca juga: Anak yang Disiksa Orangtua di Bekasi Sempat Dipulangkan Polisi, Setelah Viral Baru Dipindah ke Panti
Namun, keterangan ini menurut Frans tidak berdasar.
Terlebih pengakuan ibu tirinya yang menyebut R sendiri yang minta diikat.
"Ini sebenarnya jawaban yang tidak mungkin, mereka bahkan ibunya yang mengatakan bahwa anak ini yang diminta diikat sendiri, ya kan enggak mungkin anak minta dirantai," jelas dia.
Menurut Frans, alasan yang diutarakan orangtua R hanya pembelaan mereka saja.
Frans menambahkan, ada indikasi R yang ditelantarkan orangtuanya itu juga turut dianiaya.
Bocah tersebut mengaku kerap menerima kekerasan dari sang ayah.
"Memang dari omongan anak ini, dia mengalami kekerasan. Dia berkata, ayah sering memukul," ungkap Frans.
Frans menyatakan bahwa LPAI akan terus mendampingi R dan mendorong penegakan hukum terhadap orangtua R apabila ditemukan unsur pelanggaran pidana terhadap R.
"Kalau orangtua melakukan pelanggaran, melakukan kekerasan, jelas dalam undang-undang, orangtua itu harus dihukum. Nah, ini harus diterapkan, supaya memberi efek jera terhadap pelakunya," kata Frans.
Adapun kasus penelantaran dan dugaan penyiksaan terhadap R ini terungkap setelah R kabur dari rumah dalam keadaan kaki dirantai.
Bocah itu kemudian ditolong oleh tetangganya yang kemudian melaporkan kejadian ini kepada kepolisian.