Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2022, 11:33 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Orangtua menjadi tersangka

Orangtua R pun kini resmi ditetapkan jadi tersangka. Keduanya terbukti melakukan pelanggaran hukum dengan menelantarkan dan melakukan sejumlah penyiksaan kepada R.

"Terhadap orang tuanya (R) yang melakukan pelanggaran hukum tindak pidana yaitu kami telah mengamankan P dan A yang beralamat di Gang Bersama, Kompleks Cikunir, Jatiasih," ujar Hengki.

Selain itu, polisi mengamankan barang bukti berupa tali berwarna hitam dan rantai beserta gemboknya. Barang bukti yang diamankan tersebut diketahui digunakan sebagai alat untuk mengikat R.

Baca juga: Hasil Visum Anak yang Diduga Disiksa Orangtuanya di Bekasi, Korban Alami Memar di Tangan dan Kaki

"Barang bukti ini yang biasa digunakan (pelaku) untuk mengikat kaki korban," kata Hengki.

Atas kasus tersebut, kedua tersangka dijerat Pasal 77 B juncto Pasal 76 B atau Pasal 80 juncto Pasal 76 C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

"Ancaman maksimal lima tahun penjara," ujar Hengki singkat.

Akan ditampung di panti asuhan lindungan Kemensos

Sementara kedua orangtua korban harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, korban R masih tetap menjalani serangkaian perawatan di RSUD Kota Bekasi.

Setelah dinyatakan pulih, R direncanakan dibawa ke Panti Asuhan Pangudi Luhur di bawah lindungan Kementerian Sosial (Kemensos).

"Langkah berikutnya terhadap korban, dirawat di RSUD Kota Bekasi. Nanti kami akan koordinasikan, kalau kondisinya sudah diizinkan pulih, kami akan titipkan ke Panti Asuhan Kemensos di Bulak Kapal. Nanti, kami akan koordinasikan dengan KPAD Kota Bekasi," tutur Hengki.

Motif tersangka

Diwawancarai secara terpisah, tersangka P yang juga merupakan ayah kandung dari tersangka beralasan bahwa dirinya memukul R karena merasa malu dengan anaknya.

Ia mengatakan bahwa anaknya itu kerap keluar dari rumah dan meminta makan kepada tetangga sekitar.

"Saya merasa malu. Takutnya malah tetangga saya kaya mikir kalau saya enggak pernah kasih dia makan, padahal saya sering kasih makan tiga kali sehari," ujar P.

"Anak saya ini juga enggak terkontrol. Dia juga pernah mau mencelakakan neneknya. Saya khawatir kejadian seperti itu terulang, saya enggak mau," lanjut dia.

P pun mengaku menyesal dan meminta maaf atas perbuatan yang sudah ia lakukan ke anaknya sendiri.

"Saya minta maaf kepada warga sekitar yang menyaksikan kejadian ini. Saya menyesal telah melakukan itu (penyiksaan) kepada anak saya sendiri. Saya menyesal dengan adanya kejadian ini," ujar dia pasrah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden Bisa Bikin Cemburu Provinsi Lain

Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden Bisa Bikin Cemburu Provinsi Lain

Megapolitan
Tahanan Titipan di Lapas Tangerang yang Kabur Ditangkap Kembali di Rumah Orangtua

Tahanan Titipan di Lapas Tangerang yang Kabur Ditangkap Kembali di Rumah Orangtua

Megapolitan
Pengusul Gubernur DKJ Ditunjuk Presiden Berharap Putra-Putri Betawi Dipilih Pimpin Jakarta

Pengusul Gubernur DKJ Ditunjuk Presiden Berharap Putra-Putri Betawi Dipilih Pimpin Jakarta

Megapolitan
Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Megapolitan
Ada Perayaan Natal Gereja Tiberias dan Panggung Rakyat, Arus Lalu Lintas di Sekitar GBK Macet

Ada Perayaan Natal Gereja Tiberias dan Panggung Rakyat, Arus Lalu Lintas di Sekitar GBK Macet

Megapolitan
Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi

Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi

Megapolitan
Laporkan Butet soal Pengakuan Diintimidasi, Pelapor: Hal yang Disampaikan Menyesatkan

Laporkan Butet soal Pengakuan Diintimidasi, Pelapor: Hal yang Disampaikan Menyesatkan

Megapolitan
Pimpinan DPRD Sebut Pemkot Depok Bohongi Rakyat: Nyatanya Tidak Bisa Berobat Gratis Pakai KTP

Pimpinan DPRD Sebut Pemkot Depok Bohongi Rakyat: Nyatanya Tidak Bisa Berobat Gratis Pakai KTP

Megapolitan
Bamus Betawi Ternyata Ada 2, Mana yang Usulkan Gubernur Jakarta Dipilih Presiden?

Bamus Betawi Ternyata Ada 2, Mana yang Usulkan Gubernur Jakarta Dipilih Presiden?

Megapolitan
AMW 'Ngaku' ke Tetangga, Wanita yang Ditemukan Tewas Terlakban Sedang Sakit

AMW 'Ngaku' ke Tetangga, Wanita yang Ditemukan Tewas Terlakban Sedang Sakit

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Terlakban di Cikarang Timur

Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Terlakban di Cikarang Timur

Megapolitan
Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi Buntut Pengakuan Diintimidasi di Pentas Teater

Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi Buntut Pengakuan Diintimidasi di Pentas Teater

Megapolitan
Soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, PDI-P DKI Minta DPR Kedepankan Suara Rakyat

Soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, PDI-P DKI Minta DPR Kedepankan Suara Rakyat

Megapolitan
Jasad Wanita Terlakban di Cikarang Timur Baru 'Ngontrak' Seminggu Bersama Seorang Pria

Jasad Wanita Terlakban di Cikarang Timur Baru 'Ngontrak' Seminggu Bersama Seorang Pria

Megapolitan
Berkaus Merah, Warga Puri Bali Gelar Demo Tuntut Lurah dan Pengembang Atasi Banjir

Berkaus Merah, Warga Puri Bali Gelar Demo Tuntut Lurah dan Pengembang Atasi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com