Bonge, Kurma, Roy dan Jeje benar-benar mengubah haluan dan cara berpikir remaja Indonesia. Mereka ingin kebahagian dengan cara sederhana.
Tetapi dalam sekejap kebahagiaan yang mereka rasakan, dan jutaan Bonge lain di seluruh Indonesia, sebagai remaja putus sekolah, miskin dan pinggiran harus terganggu oleh laku kapitalisme kota.
Demikian pula dengan Andi Tumere, konten kreator yang baru naik daun karena mengangkat kisah pergaulan sederhana remaja SCBD, harus pula terganggu karena SCBD diserbu oleh konten kreator yang juga sekaligus pemodal dunia hiburan.
Banyak orang mulai ambil keuntungan dari keberadaan mereka dan bahkan mencoba memonopoli kebahagiaan dan dunia mereka yang sederhana.
Pendaftaran CFW sebagai hak kekayaan intelektual adalah bagian dari monopoli itu. Orang yang mematenkan CFW itu berdalih untuk kebaikan, kemajuan dan segala macam dalih lainnya.
Saya lalu teringat potongan puisi Rendra dengan pertemuan mahasiswa. Bunyinya begini:
kita bertanya:
kenapa maksud baik tidak selalu berguna
kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga
orang berkata: kami ada maksud baik
dan kita bertanya: maksud baik untuk siapa ?
ya!
ada yang jaya, ada yang terhina
ada yang bersenjata, ada yang terluka
ada yang duduk, ada yang diduduki
ada yang berlimpah, ada yang terkuras
dan kita disini bertanya:
maksud baik saudara untuk siapa?
saudara berdiri di pihak yang mana?
kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani kehilangan tanahnya
tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota
perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja
alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya
tentu, kita bertanya:
lantas maksud baik saudara untuk siapa?
Kepada mereka yang mematenkan Citayam Fashion Week, pertanyaan ini layak kita tanyakan: Niat baik saudara untuk siapa? Kenapa niat baik saudara dilakukan, tetapi anak-anak pinggir tersingkir? Niat baik saudara untuk apa?
Upaya mematenkan CFW adalah bagian dari monopoli budaya yang dilahirkan oleh anak-anak pinggiran. Tak seorangpun boleh dibiarkan melakukan itu.
Citayam Fashion Week adalah budaya yang terbentuk secara alamiyah karena kreatifitas remaja miskin dan putus sekolah asal pinggir kota yang kini telah menginspirasi jutaan remaja miskin Indonesia.
Maka dari itu, monopoli CFW dengan alasan apapun harus ditolak. Biarkan CFW mengalami perkembangan sesuai dengan selera remaja-remaja kelas bawah itu. Sebab merekalah yang paling tahu tentang dunianya dan kemana dunia itu akan dibawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.